Pot Bunga Bugenvil di Trotoar Kota Tasikmalaya Dinilai Hambat Akses Pejalan Kaki dan Disabilitas
Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan bersama Kadis PUTR menunjukkan pot bugenvil saat monitoring evaluasi hasil pembangunan, Kamis 7 Agustus 2025. ayu sabrina / radar tasikmalaya--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Deretan pot bunga bugenvil di sepanjang Jalan dr Soekardjo hingga Jalan KHZ Mustofa, Kota TASIKMALAYA, menuai kritik karena dinilai mengganggu kenyamanan dan aksesibilitas trotoar.
Padahal, jalur pedestrian seharusnya menjadi ruang aman bagi pejalan kaki dan penyandang disabilitas.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tasikmalaya, Hendra Budiman, mengaku pihaknya tidak dilibatkan dalam perencanaan penempatan pot tersebut.
“Saya tahunya pot itu awalnya hanya di Dokar, ternyata di sini juga ada. Kami belum tahu soal pengadaannya, nanti akan berkoordinasi dengan leading sector-nya,” ujarnya, Kamis 7 Agustus 2025.
BACA JUGA:Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 Dimulai Pulau Dewata yang Penuh Talenta
Berdasarkan pantauan, lebar trotoar di ruas tersebut rata-rata hanya 1,5–1,8 meter, bahkan menyempit di beberapa titik karena tiang, pohon, dan kini pot bunga.
Hendra menegaskan, lebar ideal trotoar adalah dua meter agar dapat mengakomodasi jalur pedestrian dan fasilitas disabilitas seperti guiding block.
“Kalau dua meter itu aman. Tapi sekarang jadi agak sempit. Estetika iya, tapi soal kenyamanan, pejalan kaki yang bisa menilai,” katanya
Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, mengungkapkan pemasangan pot bugenvil ini merupakan tindak lanjut rekomendasi tim penilai Adipura tahun lalu.
BACA JUGA:Sekda Jabar Herman Suryatman Berharap Laju Ekonomi Jabar Buka Peluang Lapangan Kerja
Proyek senilai Rp143 juta itu mencakup pengadaan 97 pot, tanaman bugenvil tiga warna, dan media tanam, yang dikerjakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melalui program Tasik Resik.
“Pot ini hanya aksesoris jalan, bagian dari mempercantik kota. Tapi kalau terbukti mengganggu, tentu akan kami evaluasi,” tutur Viman.
Hingga kini, pot bugenvil tampak berjajar di sisi kiri-kanan trotoar, bahkan ada yang ditempatkan di jalur tengah antara guiding block dan tepian jalan.
Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa estetika kota justru menyingkirkan fungsi utama trotoar sebagai ruang publik ramah semua pengguna.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: