Mengabdi Lewat Lapangan: Perjalanan Julius dari Bantarkalong Menginspirasi Tasikmalaya di Hari Guru Nasional

Mengabdi Lewat Lapangan: Perjalanan Julius dari Bantarkalong Menginspirasi Tasikmalaya di Hari Guru Nasional

Julius Irvan Trilaksana, guru sekaligus pelatih futsal SMKN Bantarkalong Tasikmalaya usai menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Barat, Selasa 25 November 2025. istimewa for radartasik.com --

BACA JUGA:Guru Sekolah Rakyat di Tasikmalaya Menambal Kegagalan Sistem, Temukan Banyak Siswa Setara SMP Tak Bisa Baca

Ia hafal satu per satu masalah anak asuhnya, dari mental yang mudah goyah, masalah kesehatan, hingga kondisi ekonomi keluarga yang kadang membuat mereka hampir menyerah.

“Yang saya lakukan hanya ingin memotivasi mereka,” kata Julius pelan, seolah tak ingin membesar-besarkan perannya, Selasa 25 November 2025. 

“Banyak anak yang mentalnya butuh dikuatkan, kesehatannya harus diperhatikan, bahkan kondisi ekonomi keluarganya pun jadi tantangan,” sambungnya.

Malam-malam yang ia habiskan bukan untuk beristirahat, melainkan menyiapkan program latihan atau mencari solusi agar anak-anaknya tetap bisa bertanding. 

BACA JUGA:Jelang Musrenbang 2026, Forum Kota Sehat Kota Tasikmalaya Dorong Usulan Selaras SPM

Kadang ia merogoh kocek sendiri, kadang ia sekadar menjadi tempat mereka menumpahkan keresahan.

“Olahraga itu jalan,” ujarnya. “Jalan agar mereka melihat dunia lebih luas dari lapangan sekolah.”

Ketika penghargaan itu akhirnya disematkan, Julius menunduk lama.

Dalam hatinya, ia tahu momen itu bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk anak-anak yang pernah ia tuntun, untuk sekolah yang mempercayainya, dan untuk Tasikmalaya yang menjadi rumah perjuangannya.

BACA JUGA:Dari Jumat Malam ke Minggu Pagi, Jejak 36 Jam Pesta Oplosan yang Merenggut Dua Remaja Tasikmalaya

“Alhamdulillah, bersyukur pada Yang Maha Kuasa atas berkah ini. Terima kasih kepada Bapak Gubernur dan Kepala Dinas atas apresiasinya,” ucapnya.

Dari panggung itu, pikirannya melayang pada sosok yang selama ini tak pernah terlihat di balik layar, istrinya.

Perempuan yang paling sering ia tinggalkan karena turnamen, pelatihan, dan kegiatan marathon kompetisi. Perempuan yang tak pernah mengeluh meski materi terbagi dan waktu keluarga sering tersita.

“Banyak kejuaraan yang saya ikuti marathon,” tuturnya. “Waktu untuk keluarga pasti berkurang. Tapi istri selalu ikhlas mendampingi. Dari keikhlasannya itulah berkah banyak datang.”

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait