Bertaruh Nyawa di Jalan Leuwi Eretan Tasikmalaya, Satu-Satunya Akses Warga Nagrog ke Jalan Utama
Kendaraan roda dua saat bertaruh nyawa melintasi Jalan Leuwi Eretan Tasikmalaya, Kamis 21 Agustus 2025. istimewa for radartasik.com--
BACA JUGA:Daerah Sesar Naik Busur Belakang Jawa Barat yang Wajib Waspada
Dari murid-murid SD yang harus menuntun sepedanya melewati air, hingga orang tua yang nekat membawa hasil panen meski aliran sungai kian deras.
“Hampir semua warga melintas di sini, dari anak-anak sampai petani. Bahkan ambulans juga sering melewati jalan ini kalau ada warga sakit,” tuturnya.
"Kalau debit air terlalu tinggi, jalur ini benar-benar tak bisa dilewati. Seperti 15 Agustus lalu, jalan terendam penuh. Desa kami seperti terisolasi," tambahnya.
Meski kondisi ini sudah berlangsung puluhan tahun, warga belum pernah melihat solusi nyata. Jalan yang rendah membuatnya selalu menjadi korban luapan sungai.
BACA JUGA:Pesta Siaga di Tamansari Tasikmalaya Jadi Ajang Pembentukan Karakter Ratusan Pramuka Cilik
Namun, asa itu tetap mereka pelihara bahwa ingin adanya jembatan permanen atau peninggian badan jalan yang kokoh.
“Kalau ada jembatan kokoh, kami bisa lebih tenang. Tidak perlu lagi waswas setiap kali hujan deras turun,” ucap Ade penuh harap.
Bagi warga Nagrog dan Bojongsari, Leuwi Eretan bukan hanya sekadar jalan penghubung. Ia adalah simbol perjuangan dan keberanian.
Jalan ini menjadi saksi bagaimana masyarakat desa bertahan di tengah keterbatasan infrastruktur.
Anak-anak sekolah yang tak kenal takut, petani yang gigih mengangkut panen, hingga keluarga yang bertaruh keselamatan demi bisa terhubung dengan dunia luar.
Di setiap derasnya arus Sungai Cipatujah, tersimpan cerita ketabahan warga yang setiap hari mempertaruhkan nyawa demi satu hal sederhana. Tetap bisa hidup normal seperti masyarakat lainnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
- Share:
