CIHIDEUNG - Tingkat pembelian atau penjualan beberapa jenis barang menjelang Lebaran mengalami peningkatan di banding hari normal. Masyarakat dituntut jeli untuk melihat kualitas barang termasuk potongan harga yang tidak wajar.
Kepala Dinas KUMKM Perindag, Kota Tasikmalaya, H M Firmansyah mengatakan sudah menjadi hal wajar di bulan Ramadan menjelang Lebaran aktivitas jual beli meningkat. Di antaranya untuk produk pakaian dan kebutuhan menjelang Lebaran.
Biasanya, di momen seperti ini para pedagang melakukan berbagai cara untuk menarik minat pembeli. Di antaranya dengan promo-promo menarik dan upaya lainnya. “Salah satu upaya pelaku usaha biasanya dengan memberikan diskon,” terang dia.
Namun demikian, masyarakat diminta tidak mudah terbuai oleh program diskon. Karena tidak semua potongan harga sesuai dengan realitanya, di mana terkadang harga aslinya dinaikkan dulu sebelum didiskon. “Tapi pada prinsipnya itu tidak masalah, karena salah satu bagian dari strategi marketing,” tuturnya.
Ada pun yang perlu diwaspadai adalah kualitas barang yang dibeli, karena dengan intensitas jual beli yang tinggi bisa saja ada barang yang cacat. Bukan hanya pakaian, masa kedaluarsa makanan dan minuman pun harus diperhatikan.
“Misal kalau pakaian ada cacat robek atau lainnya, bisa juga makanan dan minuman yang sudah expire,” tuturnya.
Soal kualitas produk perdagangan, pihaknya pun punya tanggung jawab untuk melakukan pengawasan. Namun karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), upaya itu tidak bisa dilakukan secara menyeluruh. “Kita juga ada kewenangan pengawasan, sementara ini belum ada temuan atau laporan,” pungkasnya. (rga)
Ketika mendapati barang yang cacat, pembeli bisa langsung meminta toko atau penjual untuk melakukan penukaran. Jika tidak mendapat titik temu, dia merekomendasikan untuk menggugat di Balai Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). “Karena urusan bisa ditukar atau tidak, biasanya masing-masing toko punya kebijakan berbeda,” jelasnya.