TASIK - Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Tasikmalaya meminta pemerintah melakukan evaluasi semua aktivitas pertambangan pasir di Gunung Galunggung Kecamatan Sukaratu. Termasuk mengkaji lebih dalam manfaat dan mudarat kepada pemerintah, lingkungan dan masyarakat.
Ketua GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya Asep Muslim mengatakan, pro kontra soal pertambangan di Gunung Galunggung selalu terjadi di masyarakat, termasuk yang belum lama ini ramai di Kecamatan Padakembang.
Maka dari itu, pihaknya secara umum meminta pemerintah yang mempunyai kewenangan untuk melakukan evaluasi semua aktivitas pertambangan.
“Ansor meminta dan akan menyurati pemerintah pusat melakukan audit lingkungan terkait penambangan pasir Galunggung. Audit lingkungan ini terkait dengan segala aspek yang terkena imbas penggalian pasir, dari mulai lingkungan, reklamasi, risiko dan lainnya,” ujarnya kepada Radar, Rabu (5/5/2021).
Selama ini, kata Asep, GP Ansor selalu menerima keluhan, saran dan masukan dari masyarakat soal aktivitas pertambangan pasir di Gunung Galunggung.
“Kita selalu menerima keluhan terkait keruhnya dan buruknya kualitas air di Sungai Cikunir. Padahal, sumber mata air itu menjadi infrastruktur bagi masyarakat yang menggeluti pertanian dan perikanan di kawasan itu,” ujarnya, menejelaskan.
“Ya kita bisa lihat sendiri ke Sungai Cikunir. Kualitas airnya seperti apa. Jelas sangat buruk karena imbas dari aktivitas pertambangan yang mungkin tidak melaksasnakan aturan-aturannya, seperti soal limbah dan lainnya,” kata dia, menambahkan.
Selain soal air sungai, Asep pun menyoroti soal reklamasi yang dinilai belum jelas arah dan realisasinya seperti apa. Kemudian, CSR dari perusahaan-perusahaan yang beraktivitas di Gunung Galunggung bagaimana penyalurannya, apakah sudah berdampak terhadap perekonomian masyarakat sekitar, seperti Kecamatan Padakembang dan Sukaratu.
“Termasuk soal kerusakan jalan yang sudah rutin dan faktual akibat dari lalu lintas truk pengangkut pasir,” kata dia, menjelaskan.
Maka dari itu, kata Asep, Ansor sangat meminta pemerintah pusat melakukan audit lingkungan di Gunung Galunggung. Termasuk akan menyurati juga pemerhati lingkungan di Jakarta untuk turun melakukan kajian soal aktivitas pertambangan.
Dengan audit lingkungan, kata dia, bisa diketahui penanganan limbahnya seperti apa. Termasuk manfaat terhadap lingkungan dan pemerintahnya bagaimana.
“Jadi bisa diketahui manfaat dan mudaratnya aktivitas pertambangan pasir ini. Kalau ternyata mudaratnya lebih besar dari manfaatnya, ya kami jelas lebih baik ditutup saja semuanya,” tegas pria yang murah senyum ini.
“Termasuk, apabila hadirnya pertambangan ini berpotensi memunculkan konplik sosial dan horizontal dengan masyarakat lebih baik ditutup juga, karena itu mudarat,” ujarnya, menambahkan. (yfi)