PURBARATU — Kemajuan teknologi informasi baik dari media sosial atau media massa, sedikit mengundang kekhawatiran pengurus PAC GP Ansor Kecamatan Purbaratu. Seperti membanjirinya informasi tak jelas alias hoax dari medsos, serta beredar pemberitaan media-media yang tak jelas legalitasnya.
PAC GP Ansor Kecamatan Purbaratu melihat fenomena ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Cara mujarab memproteksinya diawali dari diri sendiri, paling tidak membekali diri dengan ilmu kejurnalistikan.
Mang Agaz--panggilan Mega Muhammad Gajali S.S--mencontohkan, di dunia maya berseliweran informasi tentang peristiwa atau hal yang menyangkut isu-isu sosial. Hanya saja, informasi tersebut belum bisa diyakini kebenarannya.
“Apalagi kalau hanya dapat share dari WA grup (isu konflik, Red) jangan mudah percaya,” kata dia.
Dilatarbelakangi permasalahan ini, Mang Agaz mengemas kegitan Kajian Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah An-Nahdiyah (Kiswah) dan One Ranting One Jurnalis (OROJ). Khusus pada kajian jurnalistik, pihaknya ingin mencetak anggotanya di tiap ranting menjadi seorang jurnalis.
Sasarannya adalah agar menghimpun laporan di tiap-tiap ranting, selanjutnya diinformasikan melalui WA-grup. “Makanya anggota kami harus punya bekal cara menulis, cara meliput dan lainnya,” kata dia.
Ke depan, pihaknya akan membuat sebuah buletin sebagai media internal. Setidaknya, buletin ini menjadi ajang menuangkan ide dan gagasan bagi anggotanya yang gemar menulis.