Radartasik, KOL biasanya dibudidayakan di daerah dingin atau dataran tinggi. Namun, tanaman kol pun mempunyai varietas benih yang bisa ditanam di daerah panas. Bahkan, meski ada di daerah panas, tanaman bunga kol tidak harus disiram setiap hari.
Miniagrowisata Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya membudidayakan tanaman bunga kol cukup banyak. Tanaman itu rupanya dapat tumbuh besar, bahkan di daerah panas seperti Surabaya. Staf Bidang Pertanian DKPP Galang Artthur Maheswa menuturkan sebenarnya hampir semua jenis tanaman bisa ditanam di dataran tinggi maupun rendah. Bergantung varietas bibit. Untuk bunga kol, Galang mencontohkan dua varietas benih yang paling umum ditemukan. Yakni, varietas A yang biasa tumbuh di dataran tinggi 600 - 700 mdpl. BACA JUGA:Ternyata Pembunuh Sadis yang Tebas Leher Taen Hingga Putus Keponakan Korban, Motifnya Soal HP BACA JUGA:Jelang Buka Puasa Bocah 10 Tahun Tewas Tertimpa Pondasi Bangunan Akibat Longsor Kemudian, varietas B yang bisa beradaptasi di dataran rendah 0 - 200 mdpl. ”Ada varietas-varietas tertentu yang berpengaruh ketika ditanam di dataran tinggi atau rendah,” ulas dia. Menurut dia, tidak ada perbedaan cara menanam maupun perawatan antara varietas A dan B. Karena ditanam di Surabaya yang cuacanya panas, DKPP menggunakan varietas khusus untuk dataran rendah. Galang menuturkan sempat mencoba menanam benih varietas A untuk dataran tinggi. Hasilnya, waktu tumbuhnya tanaman menjadi sangat lambat dan hasil bunganya kurang maksimal. BACA JUGA:WOW, Ternyata Pasangan Prabowo-Puan Kuat Dibanding Yang Lain.. BACA JUGA:Polisi Respons Informasi Warga, Ada Ciu dalam Karung di Gang, Pemiliknya Pria Bertato ”Bunga kolnya jadi lebih kecil, bahkan tidak utuh dan pecah-pecah,” ungkapnya./ Bunga kol dibudidayakan seperti tanaman lain, yakni dengan pembenihan atau penyemaian lebih dulu. Lama penyemaian 3 - 4 minggu. Kemudian, benih yang sudah disemai dipindahkan ke media tanam yang lebih besar. Bisa langsung di lahan atau di pot. Galang menjelaskan jika ingin ditanam langsung di lahan, perlu diperhatikan jarak tanam dan kegemburan tanah. ”Tanah atau lahan yang mau kita gunakan harus diolah dulu dan diberi pupuk kompos untuk memperbaiki struktur tanah dan menyediakan unsur hara bagi tanaman di awal pertumbuhan,” kata Galang. Lahan pun harus dibentuk menjadi gundukan. Tujuannya, memaksimalkan pertumbuhan bunga kol karena tanah berbentuk gundukan membuat pemupukan dan penyiraman bisa terkonsentrasi ke tanaman tersebut. Penyiraman tidak harus dilakukan setiap hari. Idealnya 4 - 5 hari sekali. Sebab, tanah yang terlalu basah juga kurang baik untuk pertumbuhan tanaman. BACA JUGA:Andika Kangen Band Doakan Zinidin Zidan dan Tri Suaka Cepat Sadar atas Ulahnya BACA JUGA:Bukannya Minta Maaf ke Andika Kangen Band, Zinidin Zidan Minta Netizen Jangan Terlalu Baperan ”Tanah yang baik untuk tanaman adalah yang kadang kering, kadang basah. Kalau terlalu basah, bisa membuat akar tanaman jadi busuk,” jelasnya. Jarak tanam idealnya 40 sentimeter, bergantung kondisi lahan. Hal itu perlu diperhatikan karena bila terlalu rapat, perakaran bunga kol kurang bebas berkembang. Juga untuk menghindari berlebihnya kelembapan di bagian bawah daun. ”Kalau terlalu lembap, bisa memicu banyak hama,” jelasnya.
/ Petugas DKPP Surabaya membersihkan daun yang sudah menguning maupun gulam yang berpotensi memengaruhi pertumbuhan kembang kol. Foto: Alfian Rizal / Jawa Pos
/ Hama yang paling merugikan bagi bunga kol adalah ulat dan belalang. Kemudian, gulma yang harus diwaspadai adalah rumput liar dan terkadang kerokot. ”Kita harus rajin monitoring tanaman supaya tahu apakah ini kena ulat atau apa,” kata Galang. Selain itu, daun-daun yang sudah menguning harus segera disiangi karena tidak produktif. Terutama yang sudah menyentuh tanah. Itu dilakukan untuk menghindari penularan hama dan penyakit tanaman. Bunga kol bisa dipanen 3 - 4 bulan setelah pembenihan. Satu tanaman bisa menghasilkan bunga kol dengan berat ideal 400 - 500 gram. BACA JUGA:Tips Anti Gagal Abadikan Momen Lebaran dengan Kamera 108 MP OIS Galaxy A73 5G BACA JUGA:340 Pos Kesehatan Didirikan di Jalur Mudik, Dilengkapi Ambulans Roda Dua dan Empat Ukurannya bisa lebih kecil apabila terkena hama atau gulma. ”Bahkan bisa tidak tumbuh apabila hama menyerang pupus atau titik tumbuh tanaman,” jelas Galang. Selama ini, kebun bunga kol di DKPP tidak pernah gagal panen. Hanya sempat terjadi pengurangan kualitas dan kuantitas hasil panen akibat gulma atau hama tadi. (Jawa Pos)