3. Ukraina
Ukraina mengganti mata uang Karbovanets menjadi Hryvnia akibat hiperinflasi pasca runtuhnya Uni Soviet.
BACA JUGA: Kuota Haji Tasikmalaya Dipangkas Drastis, Bupati Cecep Kirim Surat Keberatan
BACA JUGA: Cegah Korupsi Sejak Dini, Pemkot Tasikmalaya Tingkatkan Peran Inspektorat Daerah
Nilai 100.000 Karbovanets disederhanakan menjadi 1 Hryvnia. Kebijakan ini membantu menstabilkan ekonomi mereka.
4. Hungaria
Hungaria mencatat redenominasi terbesar dalam sejarah. Pada 1946, pemerintah mengganti mata uang pengo menjadi forint.
Rasionya ekstrem. Dari 400 oktiliun pengo menjadi satu forint. Hiperinflasi saat itu membuat harga naik lima kali sehari.
Setelah forint diterapkan, ekonomi Hungaria kembali pulih dan mata uang ini masih digunakan hingga kini.
5. Bolivia
Tahun 1985, inflasi di Bolivia sempat menembus 20.000 persen.
Dua tahun kemudian, pemerintah memperkenalkan mata uang baru, boliviano, menggantikan peso boliviano dengan rasio 1 juta banding 1.
Kebijakan ini berhasil menekan inflasi dan menstabilkan ekonomi di awal 1990-an.
Negara yang Gagal Terapkan Redenominasi Mata Uang
1. Zimbabwe
Zimbabwe menjadi contoh kegagalan paling parah. Negara ini empat kali mengganti mata uang akibat hiperinflasi yang sempat mencapai 79,6 miliar persen per bulan.