Sore menjelang, warga mulai beranjak pulang.
Namun Abah tetap duduk di depan rumahnya, menatap dinding baru yang kini berdiri kokoh.
Ia mengusap matanya yang kembali basah.
“Mudah-mudahan semua yang membantu dibalas kebaikan oleh Allah,” ucapnya pelan.
Di balik rumah yang diperbaiki, ada kisah tentang ketulusan, gotong royong, dan harapan yang hidup kembali.
Sebuah pengingat bahwa di Tasikmalaya, kepedulian masih menjadi bahasa yang paling hangat di antara warga.