Untuk melawan hama, para petani menggunakan metode gembosan, teknik tradisional dengan membakar serabut kelapa atau bahan tertentu yang asapnya diarahkan ke lubang tikus.
Dalam beberapa jam, puluhan ekor tikus bisa tertangkap meski tidak semuanya mati.
Fenomena ini ternyata tidak hanya terjadi di Ciawi.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Peternakan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin, menyebut serangan tikus kini juga melanda wilayah Padakembang hingga dekat Singaparna.
BACA JUGA:Seleksi Pimpinan Baznas Resmi Dibuka, Simak Tahapan dan Aturannya
“Benar, serangan tikus sudah melanda hektaran sawah, terutama di kawasan Tasikmalaya Utara. Jumlah pastinya masih kami data, tapi kondisinya cukup mengkhawatirkan,” katanya.
Bagi para petani, ancaman hama tikus bukan sekadar kerugian hasil panen, melainkan soal keberlangsungan hidup.
Setiap musim gagal berarti tabungan habis, utang menumpuk, dan dapur sulit mengepul.
Meski demikian, mereka tetap bertahan dengan semangat gotong royong, berjuang demi harapan panen di musim berikutnya.