Joko Anwar Berbagi Cerita Proses Panjang Pembuatan Film Pengepungan di Bukit Duri

Rabu 23-10-2024,08:00 WIB
Reporter : Dela Fitriani
Editor : Andriansyah

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Setelah sukses dengan film "Siksa Kubur" sutradara ternama Joko Anwar kembali menggarap proyek terbaru yang berjudul "Pengepungan di Bukit Duri".

Film ini merupakan karya ambisius yang menuntut waktu dan tenaga ekstra, bahkan hingga belasan tahun untuk menyelesaikan naskahnya.

Proyek ini berbeda dari karya-karya sebelumnya, membuat Joko Anwar harus keluar dari zona nyamannya.

Latar Belakang Film: Indonesia dalam Gejolak Tahun 2027

"Pengepungan di Bukit Duri" mengangkat latar waktu tahun 2027, ketika Indonesia berada di ambang kehancuran akibat diskriminasi dan kebencian rasial.

BACA JUGA:Makan Siang Bergizi: Polres Tasikmalaya Kota Tingkatkan Kesadaran Gizi Anak-anak

Situasi ini menggambarkan bagaimana masyarakat terjebak dalam konflik dan kekerasan, dengan tema yang sangat relevan terhadap kondisi sosial.

Joko Anwar ingin film ini menjadi cerminan realita sekaligus menyampaikan pesan anti kekerasan yang kuat.

Alasan Joko Anwar Mengangkat Tema Anti Kekerasan

Dalam konferensi pers, Joko Anwar menjelaskan bahwa tema anti kekerasan menjadi pusat perhatian film ini, terutama kekerasan yang sering terjadi di kalangan remaja.

Menurutnya, remaja merupakan fondasi masa depan bangsa. "Remaja itu seperti gelas kosong yang bisa diisi dengan apa saja. Perlakuan terhadap mereka akan menentukan masa depan Indonesia" kata Joko.

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dalam Profil Mayor Teddy, Sosok Sekertaris Kabinet yang Banyak Diidolakan Kaum Hawa

Proses Pembuatan yang Panjang dan Menantang

Salah satu aspek yang paling menantang dalam pembuatan film "Pengepungan di Bukit Duri" adalah pencarian pemain.

Proses ini memakan waktu hingga empat bulan, dan Joko mengaku hampir frustrasi karena kesulitan menemukan aktor yang sesuai dengan karakter yang kompleks.

Kategori :