9 Hal Menarik Seputar Keraton Kanoman, Saksi Bisu Kesultanan Cirebon

Rabu 11-09-2024,13:00 WIB
Reporter : Dela Fitriani
Editor : Andriansyah

Pangeran Muhammad Badrudin Kertawijaya kemudian menjadi sultan pertama Kesultanan Kanoman dan mulai membangun tata kota tradisional yang mengelilingi keraton, lengkap dengan alun-alun, masjid, pasar, dan bangunan serupa benteng.

4. Pintu Masuk Berfilosofi Mendalam

BACA JUGA:Pelatihan Literasi Digital Dosen UPI Kampus Tasikmalaya di Sekolah Indonesia Mekah

Keraton Kanoman memiliki beberapa pintu masuk atau lawang, yang masing-masing memiliki filosofi tersendiri. 

- Lawang Syahadat : Melambangkan kesucian dan kebersihan dalam menjalani kehidupan, sering menjadi pintu utama keraton.

- Lawang Kiblat: Menghadap ke arah kiblat, pintu ini memiliki makna religius dan spiritual dalam tradisi Islam.

- Lawang Kejaksan : Sering menjadi akses untuk urusan resmi, mencerminkan aspek sosial-politik dalam budaya Jawa.

BACA JUGA:Lengkap ! Panduan Cara Isi Pertalite Menggunakan QR Code

5. Sanggar Kemuning

Keraton Kanoman juga memiliki Sanggar Kemuning, sebuah ruang di mana para putri keraton sering berlatih menari. 

Jika beruntung, kamu bisa menyaksikan langsung putri-putri keraton berlatih tari tradisional di sini, menambah kesan magis dan keunikan kunjungan ke keraton.

6. Bale Manguntur dan Paseban, Simbol Kekuatan Sultan

Dua bangunan penting di dalam Keraton Kanoman adalah Bale Manguntur dan Paseban. Bale Manguntur adalah tempat Sultan berpidato kepada rakyatnya.

Sedangkan Paseban berfungsi sebagai tempat rakyat menunggu giliran untuk menghadap Sultan.

BACA JUGA:Diangkat Dari Kisah Hidup Laura Anna, Film Laura A True Story of a Fighter, Segera Tayang di Bioskop!

Kedua bangunan ini memiliki fungsi yang vital dalam struktur sosial dan politik keraton, mencerminkan bagaimana hubungan antara raja dan rakyat dijalankan dalam tatanan kerajaan.

Kategori :