Menurut Ipa, selain kekerasan fisik, insiden ini juga melanggar hak kebebasan berpendapat.
“Ini bukan hanya masalah HMI, tetapi juga pelanggaran terhadap kebebasan menyampaikan aspirasi,” tegasnya.
Ipa juga menyayangkan sikap DPRD Kota Tasikmalaya yang dianggap tidak menunjukkan keprihatinan terhadap insiden ini.
“Sebagai wakil rakyat, mestinya mereka turut prihatin dan bertanggung jawab atas insiden yang terjadi saat mahasiswa ingin menyampaikan aspirasi mereka,” tandasnya.