Tren Belanja Daring di Era Social Commerce: Pilihan Gen Z Kota Tasikmalaya dan Tantangan FOMO

Kamis 01-08-2024,16:00 WIB
Reporter : Ayu Sabrina
Editor : Rezza Rizaldi

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Sejak tahun 2021, dunia belanja telah memasuki era baru yang dikenal sebagai social commerce. 

Konsumen kini lebih memilih menjelajahi produk dan menyelesaikan transaksi melalui media sosial dan platform pembuatan konten, semuanya dalam satu aplikasi. 

Kebiasaan berbelanja online yang semakin populer sejak pandemi Covid-19 melanda tiga tahun lalu, membuat kenyamanan berbelanja daring terus berlanjut hingga saat ini. 

Huda (21), seorang konsumen dari Kota Tasikmalaya, merasa kecewa saat keluar dari pusat perbelanjaan kemarin Rabu, 31 Juli 2024. 

BACA JUGA:Ini Kriteria Pasangan Ivan Dicksan di Pilkada 2024 Kota Tasikmalaya, Siapa ya?

"Wah, harganya lebih murah kalau beli online," ujarnya setelah membandingkan harga satu kemeja flanel di gerai pakaian ternama dengan harga di lokapasar, yang lebih murah Rp 60 ribu atau hampir 50 persen. Membeli di lokapasar juga memberinya keuntungan bebas ongkos kirim.

Ahmad (20), mahasiswa Universitas Siliwangi, mengungkapkan preferensinya terhadap belanja daring. "Saya lebih sering belanja online. Suka pusing lihat banyak orang," tuturnya. 

Menurutnya, belanja online menawarkan diskon menarik pada tanggal-tanggal tertentu, yang menggiurkan bagi 'tim mendang-mending'.

Namun, belanja daring juga membawa dilema. Syifa (21), mahasiswi keperawatan, merasa terganggu dengan banyaknya pilihan yang membuatnya menghabiskan waktu berjam-jam untuk memilih barang terbaik. 

BACA JUGA:Ivan Dicksan Resmi Pensiun dari ASN Pemkot Tasikmalaya, Dapat Ilmu Kepemimpinan Lebih dari 5 Wali Kota

"Banyak pilihan, banyak gratis ongkir, kadang milihnya bisa berjam-jam. Kalau udah ngebet kita check out, kalau enggak ya berakhir di keranjang lagi," ujarnya.

Gen Z kini lebih spesifik dalam mencari busana yang dapat dipadukan dengan beragam kultur, atau dikenal sebagai mix and match. 

Tren gaya masa kini menghidupkan kembali mode era 1990-an, seperti atasan beragam gaya dipadukan dengan jeans basic atau celana kargo. Bahkan generasi milenial yang merindukan masa muda mereka turut serta dalam tren ini. 

“Kata orang sih FOMO (fear of missing out) ya, tapi kayaknya sekarang kalau gak trendi ya keki gak sih,” pungkas Syifa.

Kategori :