Saatnya Membuka Pasar, Madu Dumaring Kaltim Standar Internasional

Senin 22-07-2024,20:39 WIB
Reporter : Tiko Heryanto
Editor : Tiko Heryanto

BOGOR, RADARTASIK.COM - Untuk mengembangkan usaha madu Dumaring, Kalimantan Timur, PT Gagas Dinamiga Aksenta atau Aksenta membuka pasar seluas-luasnya. 

Melalui Sharing Session Kekayaan Madu Lokal Indonesia, madu asli dari Kampung Dumaring diperkenalkan kepada para pengusaha. 

Dikehatui, hasil uji laboratorium oleh PT. Embrio Biotekindo, atau MBRIO, madu Dumaring masuk standar internasional dengan kandungan C4 7 persen.

Direktur PT. Embrio Biotekindo Dr. Ir. Wida Winarno MSi menyampaikan, produk madu Dumaring memiliki keunggulan dan masuk standar internasional.

BACA JUGA:Terungkap, Warga Indonesia Minim Konsumsi Madu Asli Kalah Ratusan Kali Lipat dari Negara Lain 

“Melalui pengujian laboratorium itu untuk menentukan persen kandungan gula C4 pada madu. Apabila kandungan gula C4 pada madu lebih besar dari 7 persen, berarti madu tersebut tidak murni. C4 adalah gula yang bersumber dari tanaman,” terangnya.

“Nah Madu Dumaring nilainya yang paling rendah yang kita temukan. Sangat bagus,” tambahnya.


Direktur PT. Embrio Biotekindo Dr. Ir. Wida Winarno MSi saat pengujian madu Dumaring. -radartasik.com-tiko heryanto

Potensi besar dari madu Dumaring ini menjadi modal untuk membuka pasar seluas-luasnya. Sejauh ini, madu Dumaring selain dipasarkan di Kalimantan Timur, juga sudah masuk wilayah Jakarta dan Bogor.

Direktur PT Gagas Dinamiga Aksena Sujatnika mengungkapkan, penguatan pasar hasil produksi masyarakat ini cukup penting. Selain memiliki kualitas madu standar internasional, usaha ini untuk membangkitkan ekonomi para petani madu dari masyarakat tepi hutan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

BACA JUGA:Waspada Serangan DBD dan Asma saat Cuaca Dingin di Kabupaten Tasikmalaya

Sudjatnika dalam Sharing Session Kekayaan Madu Lokal Indonesia menyampaikan, madu Dumaring diproduksi masyarakat yang bernaung dalam Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). 

PT Gagas Dinamiga Aksena atau Aksenta, sebagai penggagas dan perancang Program Kolaborasi Kornservasi Hutan dan Sungai Dumaring, sekaligus berperan menjadi pendamping KUPS. 

Berbekal hasil uji laboratorium dari MBRIO pada madu Dumaring, Akseta berupaya untuk menembus dan meluaskan pasar.

“Pendampingan pengembangan usaha (KUPS Madu, Red) giat dilakukan oleh Tim Program Kolaborasi Kornservasi Hutan dan Sungai Dumaring. Untuk di lokasi produksi yaitu di Kampung Dumaring sendiri, masyarakat dan pendamping lapangan fokus pada produksi serta peningkatan dan konsistensi kualitas produk,” ungkap Sujatnika.

Kategori :