Selama era Soviet, Dagestan menjadi bagian dari Republik Sosialis Federasi Soviet Transkaukasia.
Banyak perubahan sosial, politik, dan infrastruktur terjadi selama periode ini.
Setelah keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991, Dagestan menjadi salah satu subjek Federasi Rusia dan mendapatkan otonomi yang lebih besar, hingga pada 1993 namanya resmi menjadi Republik Dagestan.
BACA JUGA: Kegunaan Fitur Tone Control pada Speaker, Benarkah Meningkatkan Kualitas Suara Speaker?
Kekayaan Budaya di Dagestan
Terdapat 6.000 lebih monumen sejarah dan budaya yang tersebar di seluruh Dagestan, juga ada monumen federal sebanyak 170.
Bahkan lima monumen telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia, seperti Tembok Derbent, Masjid Dzhuma, Gereja All-Saviour Armenia, Mercusuar Derbent dan Naryn Kala.
Aneka jenis kesenian dan kerajinan tangan Dagestan cukup populer di luar wilayah tersebut.
Selain itu, Dagestan juga kaya akan hidangan kuliner yang lezat dan unik.
Salah satu masakan khasnya yaitu khinkal, makanan sederhana yang dibuat dengan cara yang juga sederhana, tapi sangat populer dan seakan tak terpisahkan
Bahlan ada semacam ungkapan yang menyatakan bahwa saat masyarakat Dagestan berpikir tentang rumah, yang mereka bayangkan adalah khinkal di atas piring.
Sejarah Islam di Dagestan
Dagestan juga dikenal sebagai pusat pendidikan Islam di Rusia.
Islam masuk ke wilayah ini sekitar abad ke 8, dan Dagestan menjadi orang-orang yang pertama masuk Islam di kawasan Rusia modern.
Sufisme adalah cabang tertentu dari Islam yang terus mengembangkan dan mengakar dalam budaya Dagestan.