"Kerjasama ini harus terus dilanjutkan dan dibina, menjaga tanggung jawab hak dan kewajibannya. Ini hal yang bagus dan harus dipertahankan," tambahnya.
Ia berharap pemeliharaan hutan kota dapat dilakukan maksimal sebulan sekali, namun juga mempertimbangkan kondisi perusahaan. DLH sendiri juga melakukan pemeliharaan, namun harus menjaga agar tidak terjadi pembiayaan berlebih.
Jujun menandaskan, kendala utama dalam pemeliharaan hutan kota adalah biaya dan kurangnya personil di lapangan.
"Betul, adanya CSR membantu kami berkolaborasi sehingga kendala keuangan bisa diminimalisir," tandasnya.
Saat ini, anggaran untuk pemeliharaan hutan kota hanya sekitar Rp 200 juta, sedangkan idealnya, menurut Jujun, anggaran yang diperlukan adalah sekitar Rp 1 miliar.