Atalanta Punya DNA 3 Penyerang, Gian Piero Gasperini Percaya Diri Hadapi Bayer Leverkusen di Final

Jumat 10-05-2024,13:00 WIB
Reporter : Ahmad Faisal
Editor : Ahmad Faisal

RADARTASIK.COM – Gian Piero Gasperini percaya diri menghadapi Bayer Leverkusen di Final Liga Europa karena merasa Atalanta punya DNA 3 penyerang. 

Usai mengalahkan Olympique Marseille 3-0 di kandang, Atalanta menunjukkan kepercayaan diri yang besar jelang final Liga Europa menghadapi Leverkusen yang berhasil menyingkirkan AS Roma dengan agregat 4-2.

Menjamu Marseille, Gasperini tidak ragu untuk bermain menyerang dan memainkan Gianluca Scamacca, Ademola Lookman, Charles De Ketelaere, dan Teun Koopmeiners secara bersamaan. 

Gasperini merasa bangga dengan performa timnya, terutama dengan gol yang luar biasa dari Matteo Ruggeri, yang merupakan produk dari akademi Atalanta.

BACA JUGA:Pilkada 2024 Kota Tasikmalaya, Koalisi Besar Mulai Terwujud untuk Memenangkan Viman Alfarizi Ramadhan

“Ini adalah DNA kami, kami memiliki segalanya yang diperlukan untuk memainkan permainan menyerang dengan trisula yang terbuat dari striker murni,” kata Gasperini dikutip dari Football Italia. 

“Itu yang menjadi kekuatan kami, meski kami bisa mengonversi lebih banyak peluang, karena peluang masih terbuka hingga gol Ruggeri membuat skor menjadi 2-0,” lanjutnya mengulas laga melawan Marseille. 

“Saya sangat bahagia untuk Ruggeri, dia mencetak gol yang luar biasa, dia adalah perwakilan Atalanta yang hebat, tumbuh di akademi kami,” jelasnya.

Atalanta juga memiliki modal berharga sebelum melakoni laga final karena telah mengalahkan lawan-lawan tangguh seperti Sporting CP, Liverpool, dan sekarang Olympique Marseille untuk menghadapi Leverkusen yang tak terkalahkan dalam 49 laga. 

BACA JUGA:Tembok 'Stop Bullying' di Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya, Kampanye Hentikan Perundungan

Gasperini yakin bahwa timnya memiliki potensi untuk mengakhiri rekor tak terkalahkan Leverkusen dan mengaku final Liga Europa kali ini sangat tidak disukai oleh perusahaan televisi karena kedua tim tidak memiliki basis penggemar yang mendunia. 

Namun, ia juga melihat hal ini memberikan harapan bagi tim-tim yang mungkin tidak memiliki basis penggemar global yang besar.

Baginya, pertandingan sepak bola tetap menjadi hiburan yang berarti, terbukti dengan antusiasme 14.000 fans Atalanta di Bergamo. 

“Kami bertemu Leverkusen dua tahun lalu. Mungkin Finalnya adalah antara dua tim yang tidak terlalu disukai oleh perusahaan TV, namun hal ini memberikan harapan bagi banyak tim,” tuturnya. 

“Artinya Anda bisa memainkan sepak bola yang bagus tanpa memiliki jutaan penggemar di seluruh dunia. Sepak bola juga menjadi tontonan 14.000 malam ini di Bergamo,” pungkasnya.

Kategori :