Sisi Lain Sosok Kartini, Pembaca Aktif dan Seniman yang Mumpuni
RADARTASIK.COM - Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai sosok perempuan yang gigih dalam memperjuangkan kesetaraan gender atau emansipasi wanita, yang selalu diperingati setiap tanggal 21 April sebagai Hari Kartini.
Namun, di balik peranan pentingnya dalam perjuangan itu, terdapat sisi lain kehidupan Kartini yang mungkin tidak banyak diketahui oleh banyak orang.
Kartini Seorang Pembaca Yang Aktif
Kisah hidup Kartini dimulai dari keluarga Jawa yang terpandang pada masanya.
BACA JUGA: Segudang Khasiat Air Cacing Bening, Minuman Kesehatan Tanpa Bau dan Rasa
BACA JUGA: Pilkada 2024 Kabupaten Tasikmalaya, Demokrat dan PAN Berharap Gerindra Jadi Bandul Perubahan
Pendidikan Kartini tidak seperti pendidikan formal pada umumnya. Setelah mengenyam pendidikan di ELS (Europese Lagere School) sampai usia 12 tahun, kartini belajar di rumah karena dalam tradisi jawa perempuan harus dipingit.
Beruntungnya ia memiliki kemampuan berbahasa belanda, ditambah kartini sendiri mendapatkan akses ke buku-buku yang jarang dijumpai oleh banyak perempuan pada masa itu.
Maka selama masa pingit, ia belajar sendiri dengan membacai buku-buku berbahasa belanda.
Tak hanya membaca, saat melewati masa-masa pingitan tersebut kartini melakukan kontak dengan teman-teman korespondensinya yang berasal dari Bslanda melalui surat.
BACA JUGA: Pilkada 2024 Kota Tasikmalaya, Mantan Wakil Bupati Garut Ambil Formulir ke PPP, Incar Kursi Z ...
Kartini Sang Seniman Mumpuni
Kartini juga mempunyai minat yang tinggi dalam bidang seni dan budaya.