Dia sangat menikmati sastra, belajar bermain piano, menggambar dan membatik.
Minat ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi cara bagi Kartini untuk mengekspresikan dirinya dan menjadi inspirasi bagi orang lain, terutama perempuan untuk mengembangkan bakat mereka.
BACA JUGA: Segudang Khasiat Air Cacing Bening, Minuman Kesehatan Tanpa Bau dan Rasa
Kartini dan seni batik terdapat hubungan yang erat. Ia memiliki kemampuan dalam karya seni batik dan ukiran kayu khas Jepara.
Dia ikut berperan dalam mempromosikan produk-produk kerajinan jawa kepada Eropa, baik itu batik maupun ukiran kayu.
Kartini bahkan turut mengupayakan kesejahteraan para pengrajin seni ukir kayu, yang saat itu kehidupannya minim secara ekonomi, akibat eksploitasi yang dilakukan Belanda pada mereka
Kartini menulis karangan mengenai seni batik berjudul Handschrift Japara, di mana tulisannya itu kemudian dipamerkan di acara pameran nasional karya wanita di Den Haag pada tahun 1898
Tulisan Kartini itu menarik perhatian Ratu Wilhelmina yang saat itu berkunjung ke pameran.
Karena itu bisa dibilang kartini duta batik pertama di dunia
Kartini Pejuang Pendidikan
Selama hidupnya, Kartini juga tidak hanya fokus pada perjuangannya untuk mencapai kesetaraan gender, tetapi juga memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan.
Ia membuka sekolah untuk perempuan Jawa yang bertujuan mengubah pandangan masyarakat terhadap perempuan dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki.
Kartini aangat bertekad memajukan perempuan melalui pendidikan, karena pada masa itu pendidikan bagi kaum perempuan masih sangat sulit diperoleh.
Dengan demikian RA Kartini bukan hanya seorang pejuang kesetaraan gender yang gigih, tetapi juga seorang seniman, pendidik, dan seseorang yang menghargai nilai-nilai budayamya.
Kisah hidup Kartini menginspirasi banyak orang hingga saat ini dan tetap menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia dalam menggapai impian dan mencapai cita-cita mereka.