RADARTASIK.COM – Ada 4 Alasan Isreal tak mau mengakui menyerang Iran yang banyak dilaporkan oleh bebagai outlet berita di dunia.
Secara resmi, Israel tidak mengakui bertanggung jawab atas serangan ke pangkalan militer di Isfahan, walaupun dalam beberapa hari terakhir pihaknya telah mengkonfirmasi puluhan kali niatnya untuk merespons serangan Iran.
Namun, media asing mengutip para pejabat Israel yang mengonfirmasi bahwa Israel "melancarkan serangan udara di wilayah Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal dan drone."
Surat kabar Amerika, The Washington Post, mengutip seorang pejabat Israel juga menyatakan bahwa tujuan dari serangan tersebut adalah untuk mengirim pesan kepada Teheran bahwa mereka memiliki kemampuan untuk melakukan serangan di wilayah Iran.
BACA JUGA:Bupati Ciamis Lakukan Rotasi Mutasi Massal Jelang Jabatannya Habis, Andang Firman Triyadi Jadi Sekda
Berikut alasan Israel enggan mengakui serangan terhadap Iran:
Pertama, Kegagalan intelijen militer Israel dalam mengantisipasi serangan balasan Iran telah meningkatkan kewaspadaan negara zionis tersebut.
Banyak warga Israel hanya mendukung respons terbatas karena khawatir akan terlibat dalam perang baru, seperti yang terlihat dari hasil jajak pendapat baru-baru ini di Universitas Tel Aviv.
Kedua, Kegagalan Israel untuk mencapai tujuan dalam konflik dengan Hamas di Gaza enam bulan yang lalu menunjukkan pertimbangan potensi balasan dari Iran.
Ketiga, Israel enggan eskalasi, khawatir terlibat dengan Hezbollah dan konsekuensi internal, yang penting bagi doktrin keamanannya. Selain itu, Netanyahu cenderung menghindari konfrontasi militer, menyadari keterbatasan dalam menghadapi Iran.
Terakhir, Israel menghindari perang skala besar, lebih suka respons diplomatik terbatas untuk mempertahankan simpati Barat di tengah kecaman atas tindakannya di Gaza.
Pendekatan ini bertujuan untuk memperketat pembatasan terhadap Iran, mengendalikan program nuklirnya, memperkuat hubungan dengan AS yang berpoten memberikan izin untuk tindakan militer lebih lanjut di tempat lain.
Israel, di bawah kepemimpinan Netanyahu diketahui ingin mengejar normalisasi dengan Arab Saudi dan tidak sepenuhnya menolak proposal Biden untuk melakukan perubahan strategis dan kesepakatan perdamaian dengan Palestina.