Jemawa Wati jatuh hati pada lelaki dalam mimpinya tersebut dan kemudian mengungkapkan keinginan itu kepada ayahnya.
Karena cintanya pada sang putri, Resi Kapi Jemawa mencari cara untuk menemukan lelaki yang ada dalam mimpi putrinya itu.
Sampai suatu hari ia bertemu dengan Bambang Narayana dengan ciri-ciri yang sama seperti lelaki yang ada dalam mimpi putrinya
Resi Kapi Jemawa mengajak Narayana main ke rumahnya dan mengutarakan maksudnya. Namun, Narayana menolak ajakan Kapi Jemawa untuk berjumpa dengan Jemawawati.
Kapi Jemawa tak mau menyerah begitu saja, dia akan mengusahakannya dengan berbagai cara untuk membawa Narayana ke rumahnya.
Saat itu kapi jemawa menggunakan ajian sirep begananda yang dia miliki, ajian ini mampu membuat Narayana tertidur.
Setelah tidur dan tak sadarkan diri bambang narayana kemudian dibawa ke perguruan Waganda Mendana.
Ketika Narayana terbangun, ia terkejut akan keberadaannya. Namun, saat itu tiba-tiba ia bertemu dengan Jemawati.
Tak perlu menunggu waktu yang lama, bambang narayana langsung jatuh hati pada pandangan pertama.
Narayana bertanya kepada Kapi Jemawa dengan menggunakan bahasa siloka.
"Maaf, tuan resi, saya ingin bertanya. Apakah kembang yang cantik di rumah anda itu sudah ada kumbang yang menghisap putik sarinya?" Tanya Narayana, dan Kapi Jemawa tertawa mendengarnya.
"Belum, anak muda. Belum ada satu pun kumbang yang menghinggapi kembang itu," jelas sang resi.
Namun, belum sempat Narayana menimpali, Kapi Jemawa langsung memperjelas.
"Sudahlah, Nak. Kau tak perlu menggunakan siloka untuk mengutarakan maksud hatimu. Aku tahu kau jatuh hati pada putriku, begitu juga putriku. Maka aku merestui kalian untuk menjadi suami istri".
Narayana tersipu mendengar kata-kata resi Kapi Jemawa.