RADARTASIK.COM – Brigadir Jenderal Israel, Reem Aminoach, mengakui bahwa biaya pertahanan dari serangan udara Iran sangat tinggi, bahkan mencapai $1,3 miliar.
Dalam wawancara dengan Ynet News, ia mengungkapkan untuk menghadapi serangan Iran, diperlukan dana yang besar untuk menyediakan alat pencegat, bahan bakar jet, dan materi lainnya yang digunakan untuk menembak jatuh UAV dan rudal Iran.
Reem Aminoach memperkiraan biaya yang harus dikeluarkan oleh Israel mencapai $1,06 miliar hingga $1,33 miliar.
Menurut Aminoach, perkiraan biaya tersebut hanya mencakup pengeluaran langsung Israel, belum termasuk dukungan persenjataan dari AS dan sekutu lainnya dalam mempertahankan diri dari serangan Iran.
BACA JUGA:Kata Sekda Kabupaten Garut, WFH untuk Wadahi Pegawai ASN yang Mudik Lebaran Jauh
Israel diketahui menggunakan amunisi seperti rudal pencegat Arrow dan David's Sling, dengan harga per unit sekitar $3,5 juta dan $1 juta, masing-masing.
Ia juga menambahkan masih ada biaya tak terduga untuk jet tempur yang memainkan peran penting dalam menembak jatuh drone Iran.
Jenderal tersebut menjelaskan bahwa Israel lebih banyak mengeluarkan biaya untuk mempertahankan diri daripada biaya yang harus dikeluarkan Iran untuk melakukan serangan.
"Serangan itu hanya merugikan Iran kurang dari 10% dari biaya pertahanan kita," katanya.
BACA JUGA:Aksi Heroik Polisi Tasikmalaya saat Arus Balik Lebaran 2024, Evakuasi Penumpang Bus yang Pingsan
"Di masa depan, mereka dapat melancarkan serangan serupa beberapa kali, dan dengan anggaran IDF pada tahun 2023 sekitar 60 miliar shekel, kita mungkin tidak dapat mempertahankan tingkat pertahanan yang dibutuhkan," lanjutnya.
Sebelumnya, Media Arab yang berbasis di London, Al-Quds Al-Arabi, menganalisis Iran menggunakan taktik Rusia dalam menghadapi Israel dengan berusaha menguras sistem pertahanan udara negara tersebut.
Ada kekhawatiran besar di Washington dan kalangan dari Israel tentang keterbatasan sistem pertahanan udara dalam menghadapi gelombang serangan besar tersebut.
Meskipun Israel dapat menembak jatuh banyak drone dan rudal dengan bantuan Inggris dan Amerika Serikat serta Yordania, tantangan yang dihadapi Israel adalah kurangnya persentase rudal pencegat langsung dan rudal yang dibawa oleh pesawat untuk menembak jatuh drone.
Apalagi semua negara Barat mengalami kekurangan rudal pencegat karena pengiriman sebagian rudal ke Ukraina dalam perang melawan Rusia.