Transformasi Pedestrian Cihideung Kota Tasikmalaya, Estetik Menawan yang Kini Kehilangan Pesonanya
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Pedestrian Cihideung di Kota Tasikmalaya menjadi tujuan wisata populer bagi pengunjung ke pusat perkotaan.
Terutama pada akhir pekan dan bulan Ramadhan ini, jumlah pengunjung di pedestrian meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan hari biasa.
Dahulu, kawasan ini dikenal sebagai 'Malioboro Tasik' karena desainnya yang mirip dengan Jalan Malioboro, Yogyakarta.
BACA JUGA:Rumah Mewah di Tasikmalaya Jadi Gudang Minuman Keras, Diduga untuk Dijual saat Malam Lebaran
Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bahkan menyebut pedestrian Cihideung sebagai "Braga"-nya Tasik saat berkunjung.
Payung Geulis menjadi daya tarik utama dengan warna-warni yang memperindahnya, menggantung dari seutas tali di sepanjang pedestrian Cihiedeung. Namun, tampilannya kini mengalami perubahan.
Beberapa payung yang dulunya terbuka kini tertutup atau bahkan koyak, sementara sebagian tali kosong tanpa hiasan payung khas Kota Tasikmalaya tersebut.
Sebagaimana yang dikatakan Hani, seorang mahasiswi, terdapat perbedaan signifikan pada estetika pedestrian Cihiedeung sejak kali pertamanya mengunjungi tempat itu.
BACA JUGA:3 Pahala Membaca Al Qur’an di Bulan Ramadhan Dahsyat Banget Rugi Kalau Dilewatkan
"Dulu Payung Geulis sesuai namanya, cantik, berwarna-warni, terbuka, dan cahaya tidak begitu saja masuk ke area jalan ini. Sangat estetik," ujar Hani kepada Radar Tasikmalaya belum lama ini 22 Maret 2024.
Dia juga menyoroti perbedaan antara kondisi dulu dan sekarang di kawasan tersebut, terutama keberadaan pedagang kaki lima (PKL).
"Di awal tidak ada pedagang sebanyak ini. Kawasan ini mempesona karena keberadaan Payung Geulis dan Kelom Geulis raksasa. Sekarang, kawasan ini dipenuhi oleh pedagang," terangnya.
Hani tidak bermaksud merendahkan pedagang kaki lima, tetapi ia mempertanyakan tujuan sebenarnya dari pedestrian Cihiedeung ini.
BACA JUGA:Mengapa Xiaomi 14 Layak Ditunggu? Inidia Keunggulan Utama dari Xiaomi 14 Terbaru