Bukan Makanan! Ternyata Ini Arti Takjil dan Asal Usul Istilah Takjil yang Harus Diketahui

Kamis 14-03-2024,22:22 WIB
Reporter : Denden Rusyadi
Editor : Usep Saeffulloh

Hal ini mengisyaratkan pentingnya berbuka puasa dengan tepat waktu dan secara disiplin.

Menyegerakan Berbuka Puasa Adalah Sunnah

Bersegera dalam berbuka puasa merupakan sunnah Rasul, sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْر . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Laa Yazaalunnaasu bi khoirin Maa 'ajjalul Fithra

"Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (Muttafaqun ‘alaih).

Ketika waktu berbuka puasa tiba, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk bersegera dalam berbuka. 

Hal ini menunjukkan bahwa berbuka puasa dengan segera adalah bagian dari kebaikan yang dianjurkan dalam agama Islam.

Sikap menyegerakan berbuka puasa inilah yang dinamakan dengan Ta'jil.

Ta'jil vs Takjil

Kata Ta'jil ini dalam bahasa Indonesia kemudian mengalami perubahan dalam pelafalannya.

Di mana huruf 'Ain dalam bahasa Arab diganti menjadi huruf K dalam bahasa Indonesia.

Oleh karena itu kata ta'jil berubah cara penulisan dan pengucapannya menjadi takjil.

Dalam literatur bahasa, perubahan lafal huruf 'Ain (arab) menjadi K (Indonesia), terutama saat huruf 'ainnya betanda sukun (mati), banyak ditemukan dalam beberapa kosa kata serapan.

Selain takjil, beberapa kata yang mengalami perubahan serupa antara lain seperti mu'jizat menjadi mukjizat, ta'lim menjadi taklim, ma'shiyyat menjadi maksiat, ma'lumat menjadi maklumat dan lain sebagainya.

Pesan Rasulullah SAW agar menyegerakan berbuka puasa tidak hanya memiliki nilai kebaikan dalam konteks spiritual, tetapi juga memberikan manfaat dalam segi kesehatan 

Kategori :