BACA JUGA:Mematikan! Waspadai Penyakit Demam Urine Tikus di Musim Hujan
Dia pun memikirkan cara untuk membunuh Pandawa Lima sebagai balasan kematian ayahnya.
Perang Bratayudha berakhir dengan terbunuhnya putra tertua Korawa Duryudana oleh Bima.
Pandawa kembali ke perkemahannya merayakan kemenangan. Tahta Hastinapura kini sudah dalam genggaman mereka.
Tetapi Pandawa lengah. Ada ancaman yang tidak mereka hitung pasca Bratayuda.
Yakni balas dendam Aswatama. Putra Resi Dorna, maha guru mereka.
Aswatama walaupun Bratayuda sudah berakhir di hari ke-18, tetap dengan niatnya membalas dendam kepada Pandawa.
Niat balas dendam Aswatama itu dihalangi Maha Guru Kripa. Tetapi tidak didengarnya karena bara dendam begitu berkobar.
Guru Kripa menasehatinya dan mengajaknya mengahadap Raja Deshtarata dan permaisuri Gendari.
BACA JUGA:Resmi BOS Madrasah dan BOP RA Cair Separuhnya? Simak Pesan Direktur Jenderal Pendidikan Islam!
“Aswatama, tinggal kamu satria Korawa terakhir. Mari kita menghadap Raja Deshtarata untuk minta arahan setelah perang ini,” ujar Guru Kripa.
Aswatama menolak dan berkata kalau malam itu dia akan pergi ke perkemahan Pandawa untuk membunuh mereka.
“Guru, aku akan membalas dendam membunuh Pandawa di kemahnya,” jawab Aswatama.
“Itu tindakan salah. Bukan kesatria, dna kamu akan terhina kalau melaksanakan perbuaatan itu. Tidak menjunjung norma kesatria,” cegah Guru Kripa.