"Saat kehilangan bola, siapa yang bertahan? Ketika kita membutuhkan transisi defensif untuk menjaga garis tetap bersatu, siapa yang melakukan itu? Kami bertahan dalam dua blok terpisah, enam tambah empat, dan itu sangat berisiko dilakukan," tuturnya.
Pada akhirnya Mourinho menyimpulkan, "Kami hanya harus terus menjalani pertandingan satu per satu," menghadapi kenyataan bahwa timnya hampir kehilangan seluruh pemain belakangnya.