Sementara itu, Presiden Iran, Ebrahim Raisi menyebut: “Api dari bom Israel yang mengancurkan Rumah Sakit Al-Ahli akan menghanguskan kaum Zionis”.
Ebrahim Raisi meluapkan kemarahannya atas tindakan kejam Israel yang menjadikan Rumah Sakit Al-Ahli yang dipenuhi oleh warga sipil Palestina sebagai sasaran bom.
Ia kemudian memperingatkan bahwa “api yang berasal dari bom Amerika dan Israel ini akan menghanguskan kaum Zionis sendiri.
“Api bom Amerika-Israel yang dijatuhkan malam ini terhadap korban Palestina yang terluka di Rumah Sakit Baptis di Gaza akan segera menghanguskan kaum Zionis,” kata Ebrahim Raisi dikutip dari Kantor berita resmi IRNA.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei mengatakan tidak ada yang bisa menghentikan umat Islam jika kekejaman Israel di Jalur Gaza terus berlanjut.
“Tidak ada yang bisa menghentikan umat Islam di seluruh dunia dan kekuatan perlawanan jika kejahatan Israel di Gaza terus berlanjut,” ujar Ali Khamenei dalam pidatonya di Televisi pemerintah.
"Kita harus merespons. Kita harus merespons apa yang terjadi di Gaza," tegasnya.
Tanggapan atas serangan bom di Rumah sakit Sakit Al-Ahli juga datang dari Kepala biro politik gerakan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh yang menegaskan AS harus bertanggung jawab atas pembantaian tersebut.
"Tanggung jawab atas pembantaian ini ditanggung oleh musuh, yang menyerang rumah sakit, masjid, dan gereja di tempat yang sama, serta Amerika Serikat yang dengan terus-menerus melindungi musuh dan memungkinkannya melakukan pembantaian-pembantaian ini," kata Haniyeh dalam pidato video yang dipublikasikan di media sosial Hamas.
Ziad Shehadah, seorang dokter Rumah Sakit Al-Ahli menggambarkan pemboman Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza oleh Israel yang mengakibatkan 600 warga sipil meninggal dunia dan 900 lainnya terluka merupkan pembantaian.
Menurutnya, warga sipil di Jalur Gaza hanya mencari tempat aman untuk melindungi diri dari serangan bom Israel, namun, mereka semuanya kemudian terbunuh di tempat yang menurut hukum Internasional tidak boleh diserang.
“Mereka meninggalkan rumah mereka dan mencapai tempat yang mereka yakini aman, yakni sebuah rumah sakit, yang menurut hukum internasional adalah tempat yang aman,” ucap Ziad Shehadah.
“Orang-orang meninggalkan rumah mereka dan mereka pindah ke sekolah dan rumah sakit kami agar aman,” tambahnya.
“Dan dalam satu menit, mereka semua terbunuh di rumah sakit,” terangnya.
Ziad Shehadah bahkan menyebut kejadian ini sebagai pembantaian dan memprediksi jumlah korban yang jatuh akibat pemboman Israel di Rumah Sakit Al-Ahli bisa mencapai 1.000 orang.
“Ini adalah pembantaian,” tegasnya.