Dituturkan sang profesor, dirinya bertahun-tahun fokus meneliti sel manusia.
Dia dan tim dokternya berupaya mewujudkan madzhab baru tentang dunia kedokteran dalam memandang kesehatan manusia.
Di atas ketinggian bukit di areal seluas kurang lebih 6 hektaran, berdiri markas penelitiannya.
Penelitian yang dilakukannya itu membuktikan, kata dia, asupan makanan dan minuman yang sehat, pola pikir yang positif, serta bergaul dengan lingkungan orang-orang baik, akan menjadikan sel-sel di dalam tubuh juga sehat.
BACA JUGA:Mau Rumah Aura Hoki, Ada 3 Tanaman Pembawa Rezeki Menurut Primbon Jawa, Salah Satunya Bunga Anggrek
Otomatis imun orang tersebut akan menjadi meningkat dan kuat.
“Kanker itu tidak bisa dibunuh. Kemoterapi juga tidak tepat. Malah akan mempercepat kematian. Tingkatkan imun tubuh, itu satu-satunya cara melawan kanker,” tandas ahli stemcell yang minta untuk dirahasiakan dulu identitasnya.
Permintaan itu Radartasik.com sepakati. Makanya hanya diulas keilmuannya saja.
Sang profesor mengakui untuk memperbaiki sel dengan cara stemcell biayanya masih mahal.
Sekali memasukan sel ke dalam tubuh pasien biayanya mulai puluhan juta hingga ratusan juta.
Dirinya ingin suatu saat pemerintah membuat regulasi agar stemcell juga bisa masuk program layanan kesehatan yang dibiayai pemerintah.
“Kalau lebih masal nanti biaya stemcell akan semakin terjangkau. Masyarakat juga akan terbantu untuk sehat,” harapan sang profesor.
Ada yang membuat radartasik.com terkejut. Ketika profesor berkata bahwa yang dia teliti ini soal sain.
BACA JUGA:Cara Mudah Membuat Ramuan Alami untuk Mencerahkan Kulit
“Secara sains manusia jatah hidupnya berdasarkan masa usia selnya itu 63 tahun. Ini sejalan dengan hadist Rasulullah Muhammad Saw,” tururnya dengan mimik wajah serius.