3. Bisa.membantu dalam pemerintahan,
4. Visinya sama
5. Cemestrinya baik.
“Saya jalan dengan 5 kriteria ini beberapa bulan. Setelah jalan 5 bulan ini ternyata sampai kepada satu kesimpulan ada kritria nol yang saya tidak sadari sebelumnya,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
“Ternyata sebelum 5 kriteria itu ada satu yaitu berani! Ternyata banyak orang masuk 5 kriteria (calon wakil presiden) ini ketemu saja tidak berani,” kata Anies.
“Ketemu saja nggak berani gimana mau ngobrol jadi wakil,” kritiknya.
Anies Baswedan berkisah saat perjalanannya ke Jawa Timur.
Dirinya berencana mau bertemu salah satu tokoh berpengaruh. Baik sebagai pemimpin di daerahnya, maupun di organisasi keagamaannya.
Memang tokoh itu disebut banyak kalangan cocok untuk wakil Anies Baswedan.
Bahkan kalau bisa bersanding pilpres akan mudah dimenangkan.
“Saya ke Jawa Timur mau ketemu yang di Jawa Timur, kirim utusan sjaa gak berani. Bagaimana kita mau ngobrol jauh,” kisah Anies.
“Banyak sekali orang ketemu saya harus diam-diam. Tidaj boleh berfoto,” lanjutnya.
Luar biasanya ketakutan itu tidak terjado di tanah air. Anies Baswedan menemukannya juga saat ibadah haji di Makkah.
Ada seseorang yang sama-sama berhaji dengan pakaian ikhram.
Di kota suci saja saja orang tersebut ketakutan kalau ada fotonya dengan Anies Baswedan.
“Tolong jangan ada foto,” Anies menirukan permintaan jamaah haji itu sambil terkekeh.