Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat padam setelah Pasukan Siliwangi bersama rakyat Jawa Barat melakukan ‘Operasi Pagar Betis’.
Pasukan Siliwangi san rakyat mengepung basis-basis DI/TII yang berada di gunung-gunung.
Rapatnya pengepungan membuat ruang gerak DI/TII terjepit. Mereka kehabisan perbekalan karena tidak bisa turun ke kampung-kampung lagi.
Biasanya pasukan DI/TII memenuhi kebutuhan logistiknya dengan menjarah kampung-kampung sekitaran gunung tempat mereka sembunyi.
Mereka meminta atau merampas apa saja milik rakyat seperti beras dan sembako lainnya, ternak, untuk dibawa ke gunung.
Tak sedikit kampung yang dianggap tidak pro DI/TII yang dibumihanguskan. Rumah-rumahnya dibakar, penduduknya ada yang dibunuh dengan kejam.
Setelah operasi ‘pagar betis’ pasukan DI/TII menyerah. Banyak yang kelaparan.
Terakhir SM Kartosuwirjo juga bisa ditangkap di Gunung Geber, 4 Juni 1962. Padamlah pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.
Begitu juga pemberontakan DI/TII.di Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Selamatlah Kemerdekaan Indonesia. Meski kemudian di tahun berikutnya ada pemberontakan PRRI, Permesta, G30S/PKI, Gerakan Aceh Merdeka.
Semuanya bisa dipadamkan oleh kekuatan TNI/Polri bersama rakyat.
Dirgahayu Republik Indonesia!