Berangkatlah Lusi ke Australia. Langsung dari Yogyakarta diantar suami tercinta Budi Wiyarno.
Mamah dan bapak janjian melepas di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tanggerang Provinsi Banten.
Keduanya sebelumnya transit di Bekasi, rumah anak keempat mereka Eva Fatimah Nurjanah yang menikah dengan Muhammad Taslim.
Mantu dari putrinya itu orang Sunda, Kuningan Jawa Barat.
Kakak Lusi yang mukim di Tasik, Dadan dan istrinya Melly Hastuti, datang ke Bekasi untuk sama-sama pergi ke bandara melepas adiknya.
Dua tahun Lusi menuntaskan pendidikan S-2 nya di Australia dengan beasiswa.
Di sana dia belajar sekaligus honeymoon. Suaminya, Budi Wiyarno menyusul ke Australia. Saat itu masih dosen di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Dia memilih menemani istri tercinta yang baru dinikahinya di negeri Kanguru. Sekalian menimba pengalaman di luar negeri.
Anak pertama mereka Ukasyah, lahir di sana. Jadi ketika kembali ke Indonesia pasangan yang ambyarkan Mitos Orang Sunda dan Jawa terlarang menikah itu membawa anak.
Lusi kembali ke Yogyakarta untuk melanjutkan karir sebagai dosen di Universitas Negeri Yogyakarta.
Bersama suami dan anak lelaki pertamanya hidup mengontrak rumah. Tak lama lahir anak kedua, Arun.
Suaminya suatu hari memberitahu akan ke Malaysia melanjutkan pendidikan S-2.
Lusi pun tinggal bertiga dengan kedua anaknya yang masih balita.
Sesekali mamah dan bapak dari Sumedang datang ke Yogyakarta. Mamah yang bisa menemaninya untuk beberapa lama.
Sepulang suaminya sekolah dari negeri Jiran, dia bersama sahabat-sahabatnya merintis lembaga pendidikan sekolah Islam Terpadu Al Khoirat.
Lembaga ini termasuk yang terkenal di Yogyakarta karena fokus mendidik anak-anak berbasis pengembangan karakter.