Mitos Orang Sunda dan Jawa Terlarang Menikah: Hindari Pasukan Cirebon Prabu Geusan Ulun Ngungsi ke Dayeuh Luh

Kamis 10-08-2023,17:44 WIB
Editor : Alisundana

Mereka diminta tetap tinggal di keraton menunggu Jayaperkasa pulang.membawa kemenangan.

Sebagai tanda Jayaperkasa masih hidup atau sudah mati ditanamlah Hanjuang Merah.

Jika Hanjuang Merah masih hidup berarti Jayaperkasa juga masih hidup.

Sebaliknya Hanjuang Merah mati tandanya Jayaperkasa kalah dan sudah gugur.

Jika hal kedua terjadi silahkan segera mengungsi ke Dayeuh Luhur.

Tetapi karena panik mendengar berita Jayaperkasa gugur, ditambah fakta tidak juga muncul ke keraton, semua yakin atas berita itu.

Lalu lupa dengan pesan Jayeperkasa tentang Hanjuang Merah.

Padahal saat ada berita itu pohon Hanjuang Merah masih segar. Tanda Jayaperkasa masih hidup.

Jayaperkasa dikisahkan berhasil.mengobrak-abrik pasukan Cirebon.

Bahkan mengejarnya sampai jauh ke luar perbatasan negara. 

Saking dendamnya Jayaperkasa kepada Cirebon yang ikut andil atas runtuhnya Padjajaran.

Saat Jayaperkasa pulang kembali ke Sumedang Larang, pasukan sudah tidak ada. 

Dia mengira sudah kembali ke keraton karena lama menunggu dirinya pulang.

Jayaperkasa dengan penuh kegembiraan karena menang perang, pergi menyusul ke keraton di Kutamaya.

Tetapi alangkah masygulnya dia mendapati keraton sepi. Prabu Geusan Ulun juga para Patih tidak ada.

Dari beberapa pasukan yang ditugaskan berjaga di keraton diperoleh informasi kalau Prabu Geusan Ulun dan pembesar kerajaan lainnya mengungsi ke Dayeuh Luhur.

Kategori :