Mitos Orang Sunda dan Jawa Terlarang Nikah Makin Kuat Usai Perang Sumedang dan Cirebon

Kamis 10-08-2023,14:06 WIB
Reporter : Alisundana
Editor : Alisundana

Simbol peralihan kekuasaan oleh Prabu Siliwangi dititipkan kepada Jayaperkasa Mahkota Binokasih untuk diberikan kepada Raja Sumedang Larang.

Prabu Siliwangi kemudian pergi ke bagian selatan Padjajaran dan moksa atau menghilang dengan raganyam

Tempat itu sekarang dikenal sebagai daerah selatan Garut, Leuweung Sancang, berada di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut Jawa Barat.

Atas peristiwa itulah Jayaperkasa mengatur cara membalas dendam. 

Kisah cinta Puteri Harisbaya dan Prabu Geusan Ulun dia manfaatkan.

Meletuslah perang antara Cirebon dan Sumedang.

Jayaperkasa begitu semangat memerangi pasukan Cirebon. Perang.

Peperangan itu memang berakhir damai. Hal itu setelah ada upaya diplomasi dari kedua belah pihak.

Kesepakatan mengakhiri perang dengan konsekuensi Sumedang menyerahkan sebagian wilayahnya yaitu Sindangkasih, sekarang bernama Majalengka.

Lalu Puteri Harisbaya diceraikan Panembahan Ratu I untuk kemudian dinikahi Prabu Geusan Ulun sebagai istri kedua.

Sejak itu hubungan antara Sumedang dan Cirebon kurang harmonis.

Sampai kemudian tidak boleh ada pernikahan antara dua daerah itu.

Mitos Orang Sunda dan Jawa terlarang menikah menjadi semakin kuat di Sumedang Larang dan Cirebon.

Masing-masing penduduk dua daerah itu menghindari anak keturunan mereka menikah dengan orang dari wilayah bekas musuh perangnya.

Mitos Orang Sunda dan Jawa terlarang menikah menjadi semakin kuat. (*)

Kategori :