“Baik baginda nanti akan haba buktikan. Tapi mohon hamba diberi 30 keping uang emas untuk membuktikannya,” Abu Nawas ajukan syarat.
“Untuk apa uang emas Abu Nawas. Itu jumlah tidak sedikit?” baginda raja bertanya.
“Nanti tuanku akan mengetahuinya,” elak Abu Nawas.
Baginda Raja Harun Al Rasyid pun memenuhi permintaan Abu Nawas. Memberikan 30 keping uang emas.
Abu Nawas pamit undur dari hadapan baginda raja dengan membawa 30 keping uang emas.
Tiba di rumah dia mulai merencanakan idenya untuk mencari bukti hakim Pulan benar mata duitan.
Menjelang Magrib pergilan Abu Nawas ke rumah hakim Pulan.
Ternyata hakim Pulang Begitu tahu ada Abu Nawas bertemu ke rumahnya, dia bergegas ke mushola. Melakukan pencitraan berpura-pura sedang berdoa.
Tak lupa ke ajudannya hakim Pulan menyuruh menyambut dan berpesan agar Abu Nawas di ajak ke mushola kalau mau bertemu dengannya.
“Assalamualaikum!” Abu Nawas berucap salam di teras rumah hakim Pulan.
Ajudannya membukakan pintu rumah menyambut.
Setelah basa-basi penyambutan sesuai perintah tuannya, sang ajudan hakim Pulan mengantar Abu Nawas ke mushola menemui hakim Pulan.
“Sekalian saya numpang sholat Magrib,” kata Abu Nawas sambil mengikuti ajudan berjalan ke arah mushola.
Tahu Abu Nawas sudah di mushola, hakim Pulan pura-pura khusuk berdoa. Matanya terpejam, bibir komat-kamit, kedua tangan diangkat ke atas.
Abu Nawas tersenyum tipis melihat ulah hakim Pulan.
Tanpa diketahui ajudan dan hakim Pulan, Abu Nawas diam-diam menyimpan 10 koin emas di bawah sajadah belakang hakim Pulang.