Lalu Abu Nawas menunaikan sholat Magrib dilanjutkan berdoa dengan terlihat khusuk.
Selesai berdoa Abu Nawas melihat hakim Pulan juga sudah beres berdoa pura-puranya. Masih duduk di sajadahnya menunggu Abu Nawas.
“Tuan hakim, saya datang ke sini untuk membuktikan petunjuk semalam saat saya berdoa. Di petunjuk itu magrib ini aka nada koin emas di bawah sajadah tuan,” ujar Abu Nawas dengan wajah serius.
Hakim Pulan kaget, tapi gembira juga mendengar kata tamunya itu. Lalu dia menyibakkan sajadah bagian belakang.
Alangkah kagetnya dia mendapati 10 koin emas di bawah sajadahnya.
“Hah, koin emas. Ini benar Abu Nawas?” sang hakim bertanya saking kagetnya.
“Iya benar. Itu karena tuan orang jujur, rajin dan suka berbuat baik membantu sesama yang membutuhkan,” terang Abu Nawas.
Abu Nawas pun lalu pamit pulang karena memang tujuannya itu.
Hakim Pulan Begitu gembiranya dengan 10 koin uang emas itu.
Dalam pikirnya timbul dugaan kalau Abu Nawas orang yang memiliki kelebihan khusus, supranatural.
Besoknya hari kedua, Abu Nawas menjelang Magrib datang lagi ke rumah hakim Pulan.
Kejadian serupa terulang. Hakim Pulang girang karena mendapat 10 koin emas lagi di bawah sajadahnya.
Abu Nawas pun pamit pulang.
Besoknya hari ketiga hakim Pulan gelisah menunggu berharap Abu Nawas datang. Tapi sampai larut malam yang diharap datang tiada muncul.
Dia sudah membuka dan membolak-balik sajadah ingin uang emas seperti dua hari sebelumnya.
Hari keempat juga Begitu, hakim Pulan menunggu Abu Nawas berkunjung ke rumahnya menjelang Magrib.