Untuk tingkat sekolah menengah pertama, Prisai Diri Cabang Kota Banjar membina SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, MTsN 1 Banjar dan SMPIT Uswatun Hasanah.
Sedangkan untuk tingkat semengah atas/kejuruan, Prisai Diri Cabang Banjar membina SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMKN 1, SMKN 2 dan SMK Bhakti Kencana.
”Minimal setiap sekolah memiliki 20-40 anggota. Target tahun ajaran baru kita ingin nambah 6 sekolah lagi,” ujarnya.
Berdasarkan informasi dari laman UKM Prisai Diri Universitas Brawijaya, Perisai Diri adalah sebuah organisasi olahraga bela diri yang merupakan bagian dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
BACA JUGA: Ditinggal Luis Milla Mundur, Bagaimana Nasib Bek Persib Alberto Rodriguez ? Ini Bocorannya
IPSI, sebagai induk organisasi resmi pencak silat di Indonesia, berada di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Perisai Diri mempunyai peran besar dalam sejarah terbentuk dan berkembangnya IPSI sehingga menjadi salah satu dari sepuluh perguruan silat yang mendapat predikat perguruan historis.
Pada tanggal 2 Juli 1955, Perisai Diri secara resmi didirikan di Surabaya, Jawa Timur oleh almarhum RM Soebandiman Dirdjoatmodjo.
Sebelum mendirikan organisasi ini, RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, yang merupakan putra bangsawan Keraton Paku Alam, melatih silat di Perguruan Taman Siswa atas permintaan pamannya, Ki Hajar Dewantoro.
BACA JUGA: 5 Musuh Terkenal Batosai si Pembantai dalam Rurouni Kenshin: Meiji Kenkaku Romantan (2023)
Teknik silat yang diajarkan dalam Perisai Diri mencakup unsur-unsur dari 156 aliran silat yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, ditambah dengan aliran Shaolin (Siauw Liem) dari Tiongkok.
Para pesilat dalam organisasi ini diajarkan teknik bela diri yang efektif dan efisien, baik dalam pertarungan tangan kosong maupun dengan senjata.
Salah satu metode praktis yang digunakan dalam Perisai Diri adalah latihan Serang Hindar, yang menghasilkan motto ”Pandai Silat Tanpa Cedera”.
Metode ini memungkinkan para pesilat untuk mengembangkan keahlian bela diri tanpa risiko cedera yang tidak perlu.