Hal ini termasuk membakar bangunan, merusak harta benda, atau menghancurkan simbol-simbol budaya dan agama lawan.
Pada zaman modern, vandalisme juga muncul sebagai bentuk protes sosial atau politik.
Dalam beberapa kasus, tindakan vandalisme digunakan oleh kelompok atau individu yang merasa tidak diwakili atau tidak puas dengan keadaan sosial, politik, atau ekonomi yang ada.
Mereka menggunakan vandalisme sebagai sarana untuk mengekspresikan ketidakpuasan atau untuk menarik perhatian.
Meskipun vandalisme sering kali dianggap sebagai tindakan negatif, dalam beberapa konteks, tindakan merusak properti juga dapat dilihat sebagai perlawanan terhadap ketidakadilan atau sebagai bentuk ekspresi seni jalanan.
Namun, penting untuk membedakan antara tindakan kreatif yang dihargai dan tindakan merusak yang merugikan orang lain atau melanggar hukum.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah dan masyarakat telah mengembangkan undang-undang dan tindakan pencegahan untuk mengatasi vandalisme.
BACA JUGA:Praktisi Angkat Bicara Soal Siswi SD Tasikmalaya Tewas Tenggelam di Kubangan Bekas Galian C
Upaya dilakukan untuk menjaga properti publik dan pribadi serta mempromosikan kesadaran tentang pentingnya merawat dan menghormati lingkungan bersama.