Ustadz tersebut memulainya dari bahasan penciptaan manusia.
Bahasannya mulai perjanjian di alam ruh tentang janji menyembah hanya kepada Allah.
Lalu disambungkan dengan proses penciptaan fisik manusia yang dimulai dari dibuahinya sel telur atau ovum wanita oleh sperma pria pasangannya (suami istri).
Hasil pembuahan disimpan di tempat yang kokoh yakni rahim wanita. Berproses menjadi segumpal darah, daging, tulang.
BACA JUGA:Berandalan Bermotor Lempari Rumah Warga dengan Botol Miras Dipicu Sindiran di Media Sosial TikTok
Lalu tulang dibungkus lagi daging, dan membentuk janin manusia di usia kehamilan 4 bulan.
Pada usia 4 bulan itulah ruh ditiupkan sehingga hiduplah janin itu di dalam rahim.
Sampai usia kehamilan 9 bulan janin itu terlahir ke alam dunia dengan misi penciptaan yakni untuk beribadah.
Sang ustadz mengutip ayat dalam Al Qur’an surat 51 Ad Dzariat ayat 56 yang artinya:
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
Sang ustadz menguraikan lagi ibadah yang tujuan akhirnya untuk meraih predikat manusia bertakwa.
“Takwa itu ada indikatornya. Di dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 133 hingga 134. Simpelnya orang takwa harus mau berbagi, menahan amarah, memaafkan kesalahan orang lain, mohon ampun jika berbuat dosa, dan terus berupaya berbuat kebaikan,” ujar ustadz pertama.
Selalu itu saja yang disampaikan ke muridnya. Selama hampir 5 tahun pelajarannya itu-itu saja.
Sang murid awalnya bosan. Merasa ilmu dari ustadz pertama tidak ada yang baru.
Tetapi oleh ustadz kedua diingatkan tentang puncak beragama dan beriman adalah meraih predikat manusia takwa.