"Sebab potensi ekonomi wilayah Priangan Timur ini sangat besar. 38,66 persen tersalurkan melalui warungan atau pengecer. Notabene perlu diberdayakan," jelasnya.
DI tempat sama, Ketua Dekopinda Kota Tasikmalaya, Agus Rudianto menuturkan, kolaborasi ini adalah gagasan yang dibangun Hiswana Migas dengan Dekopinda.
"Yang jadi persoalan adalah hampir setiap tahun itu subsidi LPG PSU 3 kilogram selalu bertambah. Itu terjadi karena diduga tak tepat sasaran dan tak tepat harga. Akibatnya terus-menerus terjadi penambahan angka subsidi," tuturnya.
Sebetulnya, menurut Agus, kalau seandainya bisa melibatkan pada bentuk-bentuk bidang usaha serta melibatkan masyarakat banyak, dirinya yakin distribusi kerja sama operasi (KSO) ini bisa diminimalisir agar tepat sasaran dan tiap tahun tak bertambah.
BACA JUGA:Buset 166 Ton Solar Subsidi Ditimbun, 3 Orang Diamankan Polisi
"Karena apa? Karena koperasi lebih dekat dengan akar rumput. Karena anggota koperasi itu adalah masyarakat. Salah satu contohnya, di Kota Tasikmalaya ini yang berhak mendapatkan subsidi 140 ribu penerima misalnya. Nah, yang 140 ribu itu tinggal didistribusikan saja oleh koperasi by name by adress kepada penerima," sarannya.
Karena, pungkas dia, ada keuntungan distribusi yang lebih tepat sasaran dan memberdayakan koperasi. Ketika sudah memberdayakan koperasi, maka masyarakat sejahtera. Otomatis uang akan berputar lagi di masyarakat dalam bentuk SHU.
"Sasarannya yang jadi persoalan adalah pengecer atau warungan. Mereka ada sebagai ujung tombak. Nah sasaran kita bagaimana pengecer dan warungan ini distribusinya oleh koperasi diikat. Saya yakin kalau ini terealisasi subsidi tak akan lagi bertambah, kemudian penyalurkan tepat sasaran kepada yang berhak menerima," pungkasnya.