Mereka semua memuji kecerdasan Abu Nawas. Katanya, tidak salah mereka bersama-sama datang untuk meminta jawaban dari pertanyaan yang sama.
Semua jawabannya memuaskan sehingga tidak perlu berselisih lagi.
Ketiganya berterima kasih kepada Abu Nawas sudah diberi pencerahan dengan sangat simpel dan jelas.
Ketiga pria itu pun kemudian berpamitan kepada Abu Nawas pulang. Kisah lucu Abu Nawas yang cerdas bisa klik di sini.
Murid-murid Abu Nawas yang dari awal kedatangan tamu hingga para tamu pulang kemudian bertanya kepada Abu Nawas sang guru mereka.
“Guru kenapa tadi memberikan jawaban berbeda-beda. Padahal pertanyaan ketiga pria itu sama?”
Abu Nawas tersenyum mendengar muridnya bertanya seperti itu.
“Dengarkan oleh kalian murid-muridku. Jawaban yang aku berikan sesuai dengan tingkatan orang yang bertanya,” ujar Abu Nawas.
“Apa maksudnya guru?” kembali para muridnya bertanya.
“Ada tingkatan mata,otak,dan hati,” tutur Abu Nawas.
Dia melanjutkan penjelasan ke murid-muridnya.
“Tingkatan mata, seperti anak kecil yang melihat bintang di langit. Dia akan mengatakan kalau bintang itu kecil,” jelasnya.
Anak kecil, tambah Abu Nawas, tidak salah karena hanya melihat yang dia lihat mata saja.
Dalam pandangan anak kecil bahwa bintang memang terlihat kecil karena jauh di atas langit.
“Bagi orang yang tingkatan otak dia memiliki pengetahuan. Bintang dia katakan besar walaupun terlihat kecil. Sebab pada kenyataannya memang bintang jauh lebih besar dari ukuran bumi,” papar Abu Nawas lagi.
“Lalu bagi orang yang memandang bintang itu dengan tingkatan hati atau dengan keimanan, dia akan mengatakan bahwa bintang itu walaupun besar ukurannya tetapi tetap kecil,” sambung Abu Nawas.