Dia tahu kalau Baginda Raja akan lolos dari pria kekar yang membelinya. Sebab Baginda Raja selalu membawa lambang raja ke mana saja pergi.
Termasuk ketika menyamar sebagai rakyat biasa sesuai ajakan Abu Nawas.
Niat Abu Nawas menjual Baginda Raja agar junjunan seluruh rakyat kerajaan tahu masalah di negaranya. Masih ada praktik jual beli atau perbudakan manusia.
Selama ini laporan kepada Baginda Raja yang bagus-bagus saja. Datanya lengkap sekali.
Jadi kalau Abu Nawas memberitahu Baginda Raja tidak akan dipercaya karena kalah data.
Nah, Abu Nawas bertindak sableng menjual Baginda Raja tujuannya agar semua data yang dilaporkan ke Baginda Raja terbantahkan sendiri.
Tetapi memang ada risiko yang Abu Nawas sadari. Baginda Raja akan murka karena merasa dikerjai oleh dirinya.
Apalagi sampai dijual dan sempat dijadikan budak. Tentu Baginda Raja akan murka dan mencarinya untuk diberi hukuman. Artikel lain klik di sini.
Singkatnya, Abu Nawas tiba di rumah. Kepada istrinya dia berpesan sesuatu.
Istrinya mengangguk-angguk ketika beberapa perintah disampaikan suaminya dengan bisik-bisik.
Abu Nawas kemudian pergi mandi dan berwudhu. Lalu melaksanakan sholat sunah dua rakaat dan munajat mohon pertolongan Allah.
Tidak berapa lama dari dalam rumah Abu Nawas terdengar suara tangisan dan teriakan istrinya.
“Suamiku mati. Suamiku mati,” teriak istri Abu Nawas.
Para tetangga kaget lalu berdatangan ke rumah Abu Nawas.
Mereka memang mendapati Abu Nawas terbujur kaku. Serempak para tetangga berujar,”Innalillahi wainna ilaihi rojiuun.”
Tidak lama datang beberapa prajurit ke rumah yang bermaksud menangkap Abu Nawas.