BACA JUGA:3 Amalan Keren Ketika Adzan Berkumandang
Hakim ini rupanya banyak tersisih saat beradu argument. Mulailah muncul keinginan membungkam Abu Nawas. Dia yakin dengan kemampuan ilmu tentang hukum bisa menang.
“Tuan Abu Nawas seandainya manusia mau mengikuti tatanan hukum dan norma tentu akan aman tentram kehidupan ini,” buka Hakim mengeluarkan ilmu pengetahuan hukumnya.
“Tidak demikian juga tuan,” sanggah Abu Nawas.
“Hukum dan norma akan membuat semuanya tertib!” ujar hakim.
“Bukan manusia yang harus mengikuti hukum dan norma. Tapi hukum dan normalah yang harus mengikuti nilai-nilai kemanusiaan. Maka keadilan akan terjadi dan kehidupan pasti aman dan tentram karena rasa keadilan terpenuhi,” jawab Abu Nawas.
Sang hakim terdiam juga malu. Pernyataan Abu Nawas seperti tamparan keras ke wajahnya.
Bagaimana selama menjadi hakim kadang dia melakukan sesuatu putusan yang mengabaikan kemanusiaan.
Dia teringat juga bagaimana hukum yang jadi sandaran keadilan dia pernah otak-atik demi membela beberapa koleganya.
Tetapi karena tidak mau ketahuan dipermalukan, hakim kembali menyiapkan pertanyaan kepada Abu Nawas.
“Tuan Abu Nawas seandainya tuan diberi pilihan antara kekayaan dan kebijaksanaan, mana yang akan tuan pilih?” tanya hakim itu.
Dirinya yakin Abu Nawas kali ini akan bisa dia permalukan jika menjawab yang mana saja dari pertanyaannya.
Abu Nawas yang cerdik menatap wajah hakim. Dalam hatinya dia bergumam kalau hakim ini harus diberi pelajaran.
“Tentu saja kekayaan yang akan saya pilih,” jawab Abu Nawas mantap.