“Ada gelandang serang, gelandang bertahan sama gelandang dan gelandang yang statis di tengah, central midfielder,” papar Eko Maung.
Eko Maung menyadari bisa saja apa yang dipahami soal playmaker berbeda pendapat dengan yang lain.
BACA JUGA: Sudah Resmi, Persib Kontrak 3 Penyerang Naturalisasi, Mayoritas dari Belanda
BACA JUGA: HEBAT, 5 Playmaker Persib Terbaik Sepanjang Masa, Rinciannya 3 Bintang Lokal dan Sisanya Asing
“Playmaker itu tidak tergantung posisi tapi dia adalah kendalinya…tapi dialah otak permainan,” ujar Eko Maung.
Playmaker yang bisa menentukan kapan masa transisi, mundur, naik, melebar, persempit (ruang) lalu aliran bola.
Termasuk, playmaker, kata Eko Maung, bisa mengalirkan bola bola langsung ke depan atau mengulur tensi aliran bola agar bisa menarik pemain lawan meninggalkan posisinya.
“Dan otak serangan itu seorang playmaker,” terang Eko Maung.
BACA JUGA: Punya Tampang Mafia, Galliani Akui Costacurta Pemain AC Milan Paling Jago Negoisasikan Kenaikan Gaji
“Jadi playmaker itu kalau saya yang memperhatikan bola belasan tahun, playmaker itu bukan posisi,” ujarnya.
Eko Maung mencontohkan bahwa sering orang mengatakan bahwa klub ini tidak mempunyai playmaker. Nah, kata dia, jika playmaker itu sebuah posisi, maka setiap klub pasti punya playmaker.
Karena jika playmaker diartikan sebagai posisi, maka klub tinggal nyari orang dengan posisi itu.
“Tapi playmaker itu bukan posisi tapi peran,” ujarnya.
Mengapa banyak playmaker di posisi pemain tengah? Karena, kata Eko Maung, itu peranan pemain tersebut untuk melaksanakan tugas-tugas seorang pengatur permainan.
“Tapi apakah seorang playmaker itu pemain tengah? Ya enggak juga,” ujarnya.