Taat dan Sabar! Di Antara Keteladanan Nabi Ibrahim As
RADARTASIK.COM – Nabi Ibrahim as dikenal sebagai bapaknya para Nabi (abul anbiya).
Kedua putranya, Ismail as dan Ishak as, dari kedua istrinya Sarah dan Hajar diangkat sebagai nabi oleh Allah Swt karena keteguhan iman, kesabaran dan berbagai kepribadiannya yang positif.
Kondisi mereka seperti itu tentu tidak lepas dari peran Nabi Ibrahim as sebagai suami juga sebagai ayah yang mampu membina dan memberi teladan dengan baik kepada keluarga dan masyarakatnya sehingga mampu membuktikan diri sebagai hamba Allah yang paripurna.
BACA JUGA: Isak Tangis Warnai Pelepasan Jemaah Calhaj Kota Tasik. Pj Wali Kota Ingatkan Jaga Kesehatan
Sangat pantas jika Allah Swt menyematkan gelar khalil (sang kekasih) sebagaimana termaktub dalam Alquran Surat An-Nisa ayat 125 atau lebih dikenal juga dengan gelar khalilullah (sang kekasih Allah) atau khalilurrahman.
Ustadz Totoh Miftah Farid, salah seorang pengasuh santri di Pesantren Amanah Muhammadiyah Kota Tasikmalaya memaparkan bahwa di antara nilai-nilai keteladanan Nabi Ibrahim as adalah ketaatan dan kesabaran.
Dikisahkan dalam Alquran surat Al-An’am ayat 75-79, Nabi Ibrahim as hanya mau beribadah kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya. Tidak kepada yang lain.
Sehingga, beliau berikrar, ”Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan penuh kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.” (QS. Al-An’am [6] : 79).
BACA JUGA: SEBEGINI Tarif Sewa Skuter dan Kursi Roda untuk Tawaf atau Sa’i
Kemudian Allah Swt membisikkan sebuah perintah kepada Nabi Ibrahim untuk mengajak kaumnya, termasuk kepada ayahnya sendiri, untuk menyembah Allah Swt, bukan kepada berhala yang biasa mereka sembah.
Seluruh isi jagat raya serta hukum yang berlaku di dalamnya menjadi bukti kuat akan keesaan Allah dan kebatilan perbuatan orang-orang musyrikin.
Dengan penuh keyakinan, Nabi Ibrahim as melaksanakan perintah Allah Swt, meski menghadapi konsekuensi yang cukup berat, yakni dijauhi kaumnya serta mendapatkan siksaan dari Raja Namrudz yang lalim.
Setelah Nabi Ibrahim menikah dengan Sarah, beliau berharap mendapatkan keturunan yang saleh. Berpuluh tahun menanti tapi Sarah tidak juga mengandung. Hingga suatu hari, Sarah menyuruh Nabi Ibrahim as untuk menikahi Hajar. Hamba sahayanya.
BACA JUGA: Terbukti! Wanita Berpakaian Tapi Telanjang Tanda Kiamat yang Sudah Nyata!