Gara-gara blunder Daisuke Sato dan Rachmat Irianto, Persikabo 1973 mencetak gol cuma-cuma.
Kekalahan Persib dari Persikabo 1973 membuat laga terkahir kiper Persib I Made Wirawan antiklimaks.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Alun-Alun di Jawa Barat yang Cocok Buat Ngabuburit di Akhir Ramadhan, Yuk Kunjungi!
I Made Wirawan menjalani laga terakhir bersama Persib saat kedudukan 1-4.
I Made Wirawan masuk lapangan menggantikan Reky Rahayu menjelang akhir babak kedua.
Namun laga harus dihentikan lebih dulu di detik-detik terkahir karena Stadion GBLA dipenuhi asap darei flare yang dinyalakan penonton.
Padahal Persib dan jajaran keamanan sudah mewanti-wanti penonton membawa flare ke dalam stadion.
Bahaya Flare bagi Kesehatan
Menurut dokter tim Persib Raffi Ghani, bahaya flare bagi kesehatan yaitu flare sangat berbahaya ketika dinyalakan di dalam stadion saat pertandingan berlangsung.
Raffi Ghani memaparkan bahwa hal yang paling berbahaya bahwa flare berbahan peledak akan membuat banyak orang kesulitan bernapas.
Untuk itu, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai otoritas sepakbola Indonesia melarang penyalaan flare atau cerawat di dalam stadion.
"Suporter dan Bobotoh diimbau untuk tidak menyalakan flare karena akan membahayakan kesehatan. Apalagi di dalam stadion, karena Bobotoh sangat membutuhkan oksigen lebih karena sedang berada di tengah kerumunan," kata Raffi Ghani, Selasa, 11 April 2023 dilansir dari laman resmi Persib.
Bahaya lainnya dari flare bagi kesehatan yaitu membahayakan kesehatan pernapasan, cahaya dan suara ledakan yang ditimbulkan dari menyalakan flare pun bisa menimbulkan kepanikan di dalam stadion.
"Bahaya flare lainnya bisa membuat luka bakar, gangguan penglihatan dan pendengaran dari ledakan dan cahaya yang dihasilkan,” ujarnya.
“Jadi, mari sama-sama saling menjaga dan mencegah. Mari datang ke stadion dengan sehat dan pulang dengan sehat pula," imbau Raffi Ghani.