KOTA TASIK, RADARTASIK.COM - Bank Sampah Setiamulya Bersih yang berada di Kampung Cipucang RW 10 RT 03 Kelurahan Setiamulya Kecamatan Tamansari berdiri sejak tahun 2017.
Kemudian mendapatkan SK dari pemerintah pada tahun 2021 yang dikeluarkan oleh pihak kelurahan. Berdirinya Bank Sampah Setiamulya Bersih, diawali dengan kepedulian dari para pemuda masjid yang menginginkan lingkungan tempat tinggalnya bersih.
Bank Sampah Setiamulya Bersih dikelola oleh pengurus yang terdiri dari Direktur Ali Imron Rosadi, Sekretaris Erga Supriatna, Bendahara Abdul Mujid, Divisi Pemilih Ujang, Marketing Purkon.
Direktur Bank Sampah Setiamulya Bersih, Ali Imron Rosadi menyampaikan bila awal berdirinya merupakan pemberdayaan pemuda yang rutin melakukan gotong royong pengangkutan sampah setiap hari Minggu.
BACA JUGA:Apresiasi Bengkel Resmi Honda di Jawa Barat, DAM Gelar AHASS Awards 2022
Pada tahun 2021, bank sampah tersebut karena konsisten terhadap pengangkutan sampah di lingkungan ke RW-an maka kelurahan meberikan Surat Keputusa untuk membentuk bank sampah.
"Alahmdulilah SK sudah ada, bahkan dalam waktu dekat ini sudah mendapatkan SK baru karena ada pergantian kepengurusan," ungkap Ali.
Bank Sampah Setiamulya Bersih itu, salah satu tujuannya adalah untuk menjaga lingkungan yang bersih, meningkatan solidaritas dan sosial masyarakat serta kebersamaan antar warga sekitar.
"Tentunya target kami ingin mengurangi sampah di lingkungan sesuai dengan arahan Wali Kota Tasikmalaya," kata dia.
Selama berdiri hingga saat ini, nasabah Bank Sampah Setiamulya Bersih sudah 63 nasabah dari satu kelurahan. "Walapun ada beberapa RW yang memang nasabahnaya masih sedikit," ujar Ali.
Dari nasabah tersbut, khusus untuk sampah yang bernilai ekonomi lebih dari satu ton terkumpul setiap bulannya.
"Untuk sampah organiknya belum kita hitung karena selama ini masih di buang ke TPA. Walapun yang dekat dengan gudang kita manfaat kan untuk pakan magot," kata Ali.
Inovasi Bank Sampah Setiamulya Bersih diantaranya mengolah sampah menjadi barang yang berguna seperti pembuatan kursi dari bahan botol air bekas, budidaya magot untuk pakan lele. "Untuk magot masih sedikit karena memang keterbatasan lahan," kata dia.