RADARTASIK.COM – Maurizio Sarri, pelatih Lazio disuruh potong rambut oleh istrinya saat timnya kalah 2-1 di kandang dari AZ Alkmaar, pekan lalu.
Pekan ini menjadi kelabu bagi Lazio setelah mencatat hasil yang mengecewakan, kalah 2-1 di kandang dari AZ Alkmaar di Babak 16 Besar Liga Konferensi dan ditahan 0-0 oleh Bologna di Serie A.
Hasil imbang melawan Bologna menghilangkan kesempatan Lazio naik ke posisi dua di klasemen sementara setelah Inter Milan tumbang di tangan Spezia.
Sarri mengaku merindukan Ciro Immobile ketika timnya gagal membobol gawang Bologna, dan membahas mengapa istrinya meminta ia memotong rambut setelah timnya mengalami kekalahan.
BACA JUGA:Radja Nainggolan: “AS Roma atau Inter Milan? Hati saya akan selalu mengatakan Roma”
“Jika Ciro Immobile bisa bermain reguler, kami akan mendapat tambahan 18-19 gol. Bukannya kami tidak melakukan tembakan ke gawang, kami menciptakan peluang dan melakukannya lagi malam ini,” kata Sarri kepada Sky Sport dikutip dari Football Italia.
“Ada juga beberapa situasi di mana kami tidak mendapatkan kesempatan dan itu sangat memalukan,” lanjutnya.
Hal positif dari hasil 0-0 di Stadion Dall'Ara Itu memungkinkan Lazio menambah daftar tanpa kebobolan sembilan kali di Serie A musim ini menunjukkan kinerja pertahanan yang lebih baik jelang menghadapi AS Roma.
Matias Vecino mendapat kartu kuning dan akan diskors untuk pertarungan melawan AS Roma, sementara Luis Alberto mengeluhkan perutnya yang bermasalah.
Sarri sering mengatakan bahwa kesempurnaan tidak ada dalam sepak bola, namun itu adalah sesuatu yang akan terus dia perjuangkan selama sisa karirnya.
Ia mengaku menjadi pelatih adalah motivasi untuk mencari kesempurnaan setelah bertahun-tahun bekerja di bank dan membandingkan dirinya dengan Julian Nagelsmann yang melatih Bayern Munchen pada usia 35 tahun.
“Nagelsmann tersentuh oleh Tuhan, dengan hampir tidak ada pengalaman, ia menemukan dirinya memimpin salah satu klub terbesar di Eropa,” ucapnya.
“Saya berasal dari lapangan yang terbuat dari tanah dan lumpur, itu adalah perjalanan yang panjang, yang sulit, tapi sejujurnya, saya juga menikmatinya,” akunya.
“Anda menyimpan semua itu, sebagai pelatih Anda mengumpulkan semua pengalaman, tetapi aspek taktis dari olahraga ini tetap sama,” paparnya.