Sampah Pemicu Bencana Iklim Pemanasan Global, Kota Tasik Perlu Adopsi Eco Enzyme

Sabtu 11-03-2023,20:53 WIB
Reporter : Tiko Heryanto
Editor : Tiko Heryanto

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Permasalahan sampah jadi fenomena yang dirasakan tiap daerah atau kota. Membuang sampah sembarangan atau secara liar, mengakibatkan pencemaran serta memiliki dampak buruk bahkan sampah pemicu bencana iklim pemanasan global.

Informasi yang diterima Komunitas Relawan Eco Enzyme Nusantara Sleman, Yogyakarta menyebutkan, terparah dari masalah sampah adalah bencana iklim pemanasan global. 

Bahkan di tahun 2030, bencana iklim pemanasan global bisa terjadi jika persoalan sampah tidak segera diseriusi baik dalam hal penanganan, pengelolaan serta pengolahan. 

“Bencana iklim yang diwaspadai tahun 2030 Itu, bahkan bisa terjadi lebih cepat. Metana yang dihasilkan oleh sampah atau limbah organik akan merusak 21 kali lipat lebih besar dari pada Co2. Dampaknya pada pemanasan global,” ungkap Ir. Setyo Indroprahasto, M.Si, salah satu pemerhati lingkungan pada Komunitas Relawan Eco Enzyme Nusantara Sleman kepada radartasik.com, Sabtu 11 Maret 2023.

BACA JUGA:Waspada Kosmetik Share in Jar, Termasuk Kategori Produk Ilegal

Berkaca dari persoalan isu bencana iklim pemanasan global, Setyo Indroprahasto mengingatkan soal pentingnya pembiasaan untuk menangani secara serius masalah sampah. 

Sehingga tak heran, dia bersama Komunitas Relawan Eco Enzyme Nusantara Sleman menyasar sekolah-sekolah termasuk guru diberi pemahaman persoalan ini.


Sosialisasi dan edukasi kepada 33 guru dan karyawan di SMP Piri Sinduharjo Sleman praktik mengolah Eco Enzyme, Sabtu 11 maret 2023.-Istimewa-  

“Kelak, bangsa ini akan dilanjutkan generasi pelajar saat ini kan? Sehingga itulah alasan kami pentingnya melakukan pembiasaan sejak dini terhadap pelajar untuk menangani masalah sampah,” ulasnya usai sosialisasi dan edukasi kepada 33 guru dan karyawan di SMP Piri Sinduharjo Sleman, Sabtu 11 maret 2023.

Solusi mengolah sampah atau limbah organik jadi barang berguna dan bermanfaat, terus digelorakan Komunitas Relawan Eco Enzyme Nusantara Sleman.

BACA JUGA:SDN Bantargedang Kota Tasik Rangkul Orang Tua, Ajak Terapkan Pola Pengasuhan Masa Lalu 

Melalui kegiatan sosialisasi, Komunitas Relawan Eco Enzyme Nusantara Sleman mencoba meyakinkan pentingnya pengolahan cairan eco enzyme, agar bencana iklim pemanasan global tidak terjadi.  

Salah satu cara --pembuatan cairan eco enzyme—dari sampah organik merupakan hasil fermentasi limbah sampah organik. Seperti ampas atau kulit buah-buahan dan sayuran.

Ampas atau kulit dari buah-buahan dan sayuran ini dicampur dengan gula –bisa gula aren, gula merah, atau gula tebu—kemudian ditambah dengan air.  

Hasil pengolahan cairan eco enzyme yang baik, sambung dia, memiliki warna coklat gelap dan memiliki bau khas fermentasi asam manis yang kuat.

Kategori :