JAKARTA, RADARTASIK.COM – Pedagang keliling dilarang gunakan nitrogen cair pada produk pangan siap saji.
Pedagang keliling dilarang gunakan nitrogen cair sebagai upaya pencegahan keracunan ciki ngebul seperti yang terjadi di Tasik, Jakarta dan Ponorogo.
Larangan penggunaan nitrogen cair diungkap Direktur Penyehatan Lingkungan dr Anas Ma’ruf dalam konferensi pers, Kamis 12 Januari 2023.
”Kepada pelaku usaha yang keliling atau pasar malam tidak kita rekomendasikan menggunakan nitrogen cair,” terang dia.
BACA JUGA: Berkaca dari Kasus Ciki Ngebul, Dinkes dan BPOM Cegah Keracunan Jajanan Makanan Berbahaya di Sekolah
Alasan? Karena ada beberapa kasus keracunan yang dilaporkan akibat konsumsi ciki ngebul.
Dalam siaran pers Kemenkes disebutkan puluhan anak-anak di Ponorogo, Tasikmalaya dan Jakarta mengalami keracunan usai menyantap jajanan berasap atau ciki ngebul (cikbul).
Kementerian Kesehatan mencatat sejak kasus pertama ditemukan pada Juni 2022 hingga 12 Januari 2023, ada 25 anak mengalami keracunan pangan usai konsumsi ciki ngebul.
Sebanyak 10 anak bergejala, sementara sisanya tidak bergejala. Mayoritas pasien sudah sembuh dan telah beraktivitas seperti sedia kala.
BACA JUGA: Polres Tasikmalaya Telah Mengamankan Pedagang Ciki Ngebul, 7 Siswa SDN Ciawang 2 Tasik Keracunan
”Kebanyakan gejalanya ringan, seperti mual, muntah, pusing dan sakit perut,” katanya dalam di YouTube Kementerian Kesehatan, Kamis 12 Januari 2023.
Agar kasus keracunan pangan akibat konsumsi ciki ngebul tidak semakin luas, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan langkah antisipasi atas kejadian tersebut.
Pertama, meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dengan menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor KL.02.02/C/90/2023 yang diteken pada 6 Januari 2023.
Surat Edaran itu berisi tentang Pengawasan Terhadap Penggunaan Nitrogen Cair Pada Produk Pangan Siap Saji.
BACA JUGA: 7 Siswa SDN Ciawang 2 Tasik Keracunan Diduga dari Jajanan Cikbul Saat di Sekolah